Indonesia Harus Serius Jaga Pasar Asia Selatan

Indonesia Harus Serius Jaga Pasar Asia Selatan
Diektur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono dan Wakil Ketua Umum GAPKI Togar Sitanggang di booth GAPKI pada PEOC (Pakistan Edible Oil Conference) 2020 di Karachi Pakistan, Sabtu (11/1/2020).

KARACHI – Pakistan adalah pasar strategis produk minyak sawit Indonesia. Karena itu keberlanjutan pasar Pakistan dan negara-negara lain di Asia Selatan harus dijaga.

Dengan total volume ekspor minyak sawit Indonesia ke Pakistan mencapai  2,5 juta ton tahun 2018, Pakistan adalah importer minyak sawit Indonesia terbesar keempat setelah India, Republik Rakyat Tiongkok, dan Uni Eropa.

“Di tengah tekanan dan diskriminasi dagang dari Uni Eropa terhadap komoditas minyak sawit, Asia Selatan adalah pasar strategis yang harus dijaga. Selain Pakistan, tentu saja India dan Bangladesh,” kata Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), kepada wartawan di Karachi Pakistan.

Mukti menyampaikan hal ini di sela-sela acara konferensi sawit internasional PEOC (Pakistan Edible Oil) 2020 di Karachi Pakistan.

Dalam kesempatan tersebut, Mukti juga menyampaikan concern terkait pasar India. Sebagai pasar ekspor minya sawit Indonesia terbesar, ada penurunan tren volume ekspor ke India. Tahun 2017, volume ekspor minyak sawit Indonesia mencapai 7,6 juta ton. Jumlah ini turun menjadi 6,7 juta ton tahun 2018.

“Nah ini mengkhawatirkan. Karena sampai Oktober 2019, volume ekspor baru mencapai 3,7 juta ton,” katanya.