MALANG – UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) menjadi salah satu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang berkembang pesat. Berawal dari Fakultas Tarbiyah cabang IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, PTKIN di Kota Malang ini lalu berkembang menjadi filial IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) pada 1998, kampus ini lalu memisahkan diri dari induknya, IAIN Sunan Ampel Surabaya. Pernah menjadi UIIS, tetapi dalam masa yang tidak terlalu lama diresmikan oleh Wakil Presiden Hamzah Haz.
Baru tahun 2004, kampua ini berubah menjadi UIN dan pada tahun 2008 diberi nama Maulana Malik Ibrahim (Maliki), nama yang sangat bersejarah. Seorang tokoh wali di Gresik yang menjadi guru para ulama.
Menurut Rektor UIN Maliki, Abd Al Haris Al Muhasibiy, saat ini UIN Maliki mempunyai tiga kampus yang berada di Batu dan di Kota Malang. UIN Maliki, mempunyai tujuh fakultas; FITK, FKIK, FSy, FE, FH, FSaintek, dan FPsi. Antara lain punya prodi Kimia, Fisika, Biologi, Pendidikan Dokter, PAI, Ekonomi, dan Farmasi.
Tahun depan, UIN Maliki akan menambah empat prodi dalam bidang teknologi. Hal ini sekaligus menjadi persyaratan untuk kerja sama dengan SFD dari Saudi.
UIN Maliki juga membuka program pascasarjana, S2 dan S3 dengan pilihan prodi antara lain: PGMI, MPI, PAI, Ekonomi, MM, Biologi, dan Psikologi.
“Membuka prodi bahasa Indonesia di Al Azhar University. Ada dua ribuan mahasiswa yang hafal al Qur’an. Mereka diasuh dibawa lembaga yang bernama HTQ,” ujar Haris.