Sementara itu, di Dusun Bambu adalah ekowanawisata yang dibangun dari sebuah keprihatinan terhadap sebuah lahan di Bandung Barat yang tak diperhatikan oleh petani setelah panen. Pada tahun 2008, beberapa pengusaha memiliki ide mengembalikan lahan yang memprihatikan tersebut untuk diperbaiki. Salah satunya, dengan menjadikan lahan konservasi bambu. Proses pengembalian lahan seluas 15 hektar agar hijau kembali ternyata tak mudah. Diperlukan, sedikitnya 100.000 bibit tanaman bambu untuk menciptakan surga alam yang bisa dinikmati semua orang.
“Untuk menjadi seoerti ini dibuat dari tahun 2008 hingga tahun 2011. Setelah vegetasi alam Dusun Bambu mulai pulih, dibangunlah beberapa bangunan dengan konsep hijau (green). Arsitektur harus berpikir keras untuk membangun sebuah bangunan yang dapat menyatu dengan alam, namun tetap memiliki nilai estetika tinggi” kata Wawan Dandawan Margadipradja,BA,M.Ed. salah satu pengurus Yayasan Dusun Bambu.
Ditempat lainya, Saung Angklung Udjo (SAU) adalah destinasi wisata yang dilengkapi tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, dan workshop instrumen musik dari bambu. Selain itu SAU juga menjadi laboratorium kependidikan dan pusat belajar kebudayaan Sunda, khususnya angklung.
Tak heran, jika suasana tempat ini begitu segar dikelilingi pohon-pohon bambu. Aneka kerajinan bambu dan interior bambu hingga alat musik bambu bisa dijumpai di Saung Angklung Udjo.
“ Harapan besar, dengan kegiatan ini semua kerajinan maupun konsep yang ada di dusun bambu dan Saung Udjo bisa diadopsi.Mengingat Kediri juga banyak tumbuh pohon bambu, Ini akan menjadi sesuatu yang istimewa jika bisa dibawa ke kediri” kata Irvan Kholis, salah satu wartawan yang ikut dalam kegiatan itu.(bud)