Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu
Beberapa hari lalu saya naik taxi di bandara Soetta. Taxi melaju pada jalur yang benar. Tiba-tiba sebuah mobil jeep hitam nyelonong dari tempat parkir. Supir taxi refleks menginjak pedal rem hingga ban mobil berdecit dan berhenti hanya beberapa centimeter dari mobil jeep hitam itu.
Pengemudi mobil jeep hitam yang ngawur tersebut mengeluarkan kepalanya dan memaki maki ke arah kami.
Supir taxi hanya tersenyum dan melambai pada orang tersebut. Saya heran dan bertanya dalam hati, “aneh dengan sikap sopir taxi ini.”
Saya pun akhirnya bertanya, _”Mengapa bapak tidak marah bahkan tersenyum ?_ _Bukankah orang itu hampir merusak mobil bapak dan dapat saja mencelakai kita ?”_
Ia menjelaskan, *”Banyak orang seperti truk ‘sampah’.* Mereka berjalan keliling membawa ‘sampah’, seperti kemarahan, kekecewaan, frustasi dan emosi negatif lainnya.
_Seiring dengan semakin penuh bak ‘sampah’nya, mereka makin membutuhkan tempat untuk membuangnya dan tak jarang mereka membuangnya kepada anda_.
_Jangan ambil hati, tersenyum saja, lambaikan tangan, lalu lanjutkan hidup anda._
_Jangan ambil ‘sampah’ mereka untuk kembali membuangnya kepada orang lain yang anda temui di tempat kerja, di rumah atau dalam perjalanan.”_