“Kalau yang Rp 40 ribu itu satu lembar tempe ukuran 30X40 sentimeter. Kalau yang Rp 1000 ya kecil. Sesuai kebutuhan masing-masing individu,”ucap Endang.
Dalam membuat tempe, Endang tak sendirian. Kini, usahanya juga diteruskan oleh anaknya, Farida (50) yang sukses meneruskan jejak keberhasilan dalak membuat tempe enak. Kata Farida, dulu, tempe dikenal sebagai makanan rakyat alias makanan kelas bawah. Namun kini, semakin banyak orang yang menyukai tempe, termasuk kaum vegetarian yang banyak membeli tempe kepadanya.
“Saya hanya menjual di Pasar Bangil dan di rumah saja. Itu pun sudah kewalahan, karena banyak sekali yang membeli tempe kami. Mereka kebanyakan penjual sayur mayur yang keliling maupun buka bedak (toko) kelontong di rumah,” tegasnya.
Kepada Suara Pasuruan, baik Endang maupun Farida sama-sama memberikan tips cara membuat tempe yang benar dan lezat:
Pertama, cucilah tampah, ayakan, kipas dan cukil yang akan digunakan, kemudian dikeringkan. Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang tercampur, kemudian cuci hingga bersih.
Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12-18 jam dengan air dingin biasa. Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian cuci atau bilas dengan menggunakan air bersih.
Kukus /rebus biji kedelai tersebut sampai empuk. Setelah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji-biji tersebut pada tampah yang telah dibersihkan, lalu diangin-angin dengan kipas/ kipas angin sambil diaduk-aduk hingga biji-biji tersebut terasa hangat. Taburkan ragi tempe (RAPRIMA) yang telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk supaya merata.
Siapkan kantong plastik atau daun pisang, atau daun jati untuk pembungkus dengan memberi lubang-lubang kecil pada kantong tersebut dengan menggunakan lidi atau garpu. Masukan kedelai yang telah diberi ragi tempe (RAPRIMA) ke dalam pembungkusnya, atur ketebalannya sesuai dengan selera. (hen)