HARLEY Davidson Club Indonesia (HDCI). Mendengar namanya saja, banyak orang berpendapat bahwa itu sebuah club yang eksklusif. Komunitasnya orang-orang mapan, berkelas berkantong tebal, mengendarai motor gede yang dilengkapi dengan aksesoris yang ‘membungkus’ kaki hingga kepala.
Bukan tanpa alasan. Untuk harga satu unit motor dengan brand ternama asal Amerika Serikat itu, mengutip otomaniac.com bisa untuk membeli satu unit rumah tipe 36/45. Sebab, harga terendah Harley Davidson yang dijual di Indonesia di angka Rp368 juta untuk jenis Harley Davidson Sportster Superlow. Sedangkan harga tertinggi Harley Davidson Cvo Ultra Limited Rp1,388 miliar, dan Harley Davidson Tipe Softail Road Glide di kisaran angka Rp 1,4 miliar (on the road). Itu belum termasuk pernik-pernik perlengkapan lainnya.
Untuk jajaran moge di Indonesia, Harley kini tak sendiri lagi. Selain motor-motor Jepang, pabrikan lain seperti BMW, Triumph, dan Royal Enfield, juga sudah masuk secara resmi ke Indonesia. Kendati demikian, nama Harley masih begitu kuat.
Cukup banyak yang mengatakan jika moge dari BMW, Triumph dan merk lainnya sebagai moge. Namun khusus Harley, penamaannya tetap disebut Harley. Ya.., Harley memang memiliki positioning sendiri di mata bikers Indonesia.
Sayangnya, masih ada sebagian orang menuding bahwa pengendaranya banyak yang suka hura-hura, arogan bahkan ugal-ugalan saat di jalan raya. Hobinya konvoi dengan kawalan polisi, tapi tanpa membawa manfaat apa-apa. Ini kerap memunculkan kontroversi.
Mungkin karena kontroversi itu sehingga HDCI terus berbenah. Mencanangkan berbagai terobosan dalam membangun nilai solidaritas dan sinergitas organisasi. HDCI ingin menjadi organisasi berbasis pada hobi berkendara Harley-Davidson yang terpandang dengan menjunjung tinggi semangat kebersamaan, kekeluargaan dan persaudaraan serta memiliki reputasi yang baik di Indonesia maupun mancanegara.
Saat ini, HDCI memiliki anggota ribuan orang. Mereka tersebar di sejumlah provinsi (46 Pengcab dan 8 Pengda). Pengurus Pusat HDCI periode 2016-2021 dinakhodai Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Nanan Soekarna.
Di Jawa Timur, HDCI dinakhodai Ahmad Riyadh UB, Ph.D. Riyadh terpilih secara aklamasi dan dilantik sebagai Ketua Pengurus Daerah (Pengda) HDCI Jatim pada Jumat 5 Juli 2019 lalu. Pengda HDCI Jatim membawahi lima pengurus cabang. Masing-masing, Pengcab Surabaya, Sidoarjo, Malang, Kediri, dan Madiun.
Berikut wawancara ringan wartawan Koran Transparansi (wartatransparansi.com) bersama Ahmad Riyadh UB, Ph.D, Ketua Pengda HDCI Jawa Timur periode 2019-2022.
Bagaimana perjalanan Anda mengenal, jatuh cinta, dan kemudian berkecimpung di komunitas Harley Davidson (HD), dan apa yang membuat Anda tertarik ?
Sebenarnya sejak masih kecil saya sudah mengenal dunia motor, sebab Aba saya waktu itu sudah punya motor Harley. Apalagi keluarga ahli bengkel motor dan Aba ahli mesin mobil, sehingga sejak kecil saya sudah mencintai dunia motor dan mobil.
Apalagi, saya sendiri memang punya hobby membongkar pasang motor juga mobil, bahkan melakukan uji coba dengan beberapa perubahan seperti mengubah puyer, supaya tekanan bertambah dan menambah kecepatan, mengubah knalpot, model dan bentuk dari motor atau mobil.
Bahkan di zaman itu, masih remaja bersama teman-teman sebaya memfasilitasi lomba balap motor di jalanan, waktu itu sering menggunakan palang pintu kereta api di Gempol Pasuruan untuk start. Ya tahu sendirilah bagaimana anak remaja yang memang punya hobby urusan motor.
Soal jatuh cinta dengan Harley, dan mampu membeli sendiri dan sekarang mengoleksi beberapa model, karena bersama teman-teman komunitas Harley, sama-sama punya hobby yang sama. Terus menerus sampai semakin menggandrungi. Waktu itu juga sudah hobby mobil, suka bongkar pasang mobil. Makanya Harley itu secara kebetulan pada waktu yang tepat bersamaan dengan beberapa teman sejawat hobby berHarley, ya jadinya sama-sama memperkuat HDCI yang sudah ada untuk berHarley.
Hitam putih dunia Harley sangat mengasyikkan, di antara kegiatannya suara motor besar “Brummm … brummm …”* Ternyata ditunggu-tunggu karena membawa bantuan untuk panti asuhan dan fakir miskin di daerah terpencil.
Tetapi dunia glamor ini juga kadang menyedihkan, karena berbagai asesoris di motor maupun berkaitan dengan HD, perempuan-perempuan seperti menemani para pembalap, menyatu di berbagai acara yang mengasyikkan.
Tapi, semua kembali kepada kita, bagaimana menyikapi. Yang pasti hitam putih di Harley itu keniscayaan.
Jika boleh tau, berapa duit yang sudah dikeluarkan untuk membeli satu unit HD berikut aksesoris, bagaimana perawatannya, dan jenis HD apa saja yang Anda miliki ?
Wah soal harga itu, soal duit sangat relatif, itu soal kesenangan dan hobby, sehingga sesuai merk dan jenis Harleynya, dan alhamdulillah saya sudah punya dan gonta ganti motor Harlye ini ya kita-kira sudah 8 kali. Jadi duitnya sesuai kondisi waktu itu. Yang jelas tetap asyik dan melihat koleksi motor Harley bisa mendukung semangat kerja.
Termasuk asesoris dan perawatan, memang boleh dikatakan mahal, boleh dikatakan standar Harley lah. Kalau untuk kebutuhan HD karena sudah menjadi bagian dari hobby juga kehidupan komunitas. Maka juga relatif, biayanya sesuai kebutuhan saat itu.
Masih ada anggapan, bahwa mereka yang ada di komunitas HD hanya karena ingin menunjukkan identitas sebagai orang kaya, berkonvoi dengan kawalan polisi, dan bahkan ugalan-ugalan di jalanan. Benarkah stigma itu?
Kalau stigma teman-teman bro bro pecinta dan penghobby HD hanya karena memamerkan kekayaan, maka bos bos yang punya perusahaan besar pasti yang ber HD. Tetapi komunitas ini karena hobby dan kecintaan, sehingga tidak ada niat pamer, juga karena kesamaan dalam hal sosial dan lain lain.
Bahkan cabang Sidoarjo mendirikan atau membentuk HD Syariah.
Jadi stigma ingin dikawal polisi dan ugal ugalan itu, hanya semacam perasaan dari yang melihat dari jauh, tetapi sesungguhnya kalau dilihat dari dekat apalagi mau bergabung ber HD, justru banyak kegiatan positif. Di jalan pun tidak banyak yang menimbulkan gangguan atau insiden, apalagi berkendara yang membahayakan.
Belum lama ini, kesibukan Anda bertambah lagi karena secara aklamasi terpilih dan dipercaya menjadi Ketua Pengda HDCI Jawa Timur. Apa saja bentuk program yang sudah Anda siapkan dan jalankan ke depan ?
Soal jabatan ketua HDCI Jatim, itu juga karena kemauan teman-teman di HDCI Cabang Surabaya dan 4 cabang lainnya, Kediri, Malang, Madiun, dan Sidoarjo, meminta dan mendukung. Bahkan pemilihannya secara aklamasi. Dan HDCI Jatim secara organisatoris hanya jembatan menyampaikan program HDCI Pusat, termasuk mengontrol program HDCI daerah-daerah. Jadi kegiatan yang utama naik motor HD kemudian kegiatan sosial, dan untuk menjaga kondisi supaya tetap fit ya diselingi hiburan dan silaturrahmi.
Sebagai ketua Pengurus Daerah (Pengda) Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Jatim periode 2019-2022, program utama HDCI Jatim bagaimana sebaik mungkin menjadi jembatan atau menghubungkan program HDCI Pusat dilaksanakan pengurus Cabang dengan baik. Terutama melaksanakan pesan Ketua Umum pak Nana supaya hobby Harlye sebagai sarana ibadah untuk akherat.
Sebab, Pengda hanya sebagai koordinator cabang yang ada di Jatim, yaitu Cabang Surabaya, Malang, Kediri, Madiun, dan Sidoarjo dengan muatan atau kebutuhan lokal masing-masing yang bermanfaat.
Oleh karena itu, program HDCI Jatim bagaimana memberi semangat dan mendorong program Cabang HDCI yang positif dan bermanfaat.
Apa bentuk kontribusi HDCI Jatim untuk masyarakat JawaTimur khususnya ?
Tidak kalah pentingnya, di Jatim kontribusi HDCI nyata dan terarah. Bersama Wakil ketua pak Heru yang juga Sekda Pemprov Jatim, sesuai motto HDCI menjaga kebersamaan, persatuan dan kesatuan dengan sesama organisasi motor dan masyarakat luas. Sehingga motto sosial, inklusif dan horizontal, terus menerus diupayakan terselenggara dengan baik juga, tentu saja dengan berbagai kegiatan yang membanggakan.
Salah satu contoh sejak 6 tahun lalu HDCI menyatakan program keselamatan berlalu-lintas. Dan insyaAllah di Jatim terjaga dengan baik.
Selain itu, salah satu kegiatan rutin HDCI Surabaya setiap bulan Ramadan buka bersama Yatim Piatu dan dhuafa. Dalam kegiatan kerja sama dengan Pomdam V Brawijaya.
Selain sebagai Ketua Pengda HDCI Jatim, Anda juga menjabat Ketua Asosiasi PSSI Jatim, dan bergelut di dunia advokat. Bagaimana cara Anda membagi waktu antara organisasi dan pekerjaan sehingga semua bisa berjalan seirama ?
Yang penting sebagai Ketua Pengda HDCI Jatim bisa mengkoordinir berbagai kegiatan cabang dengan baik. Sebab fungsi dari Ketua Pengda ialah koordinator, sekaligus memotivasi seluruh cabang dan anggota menjaga martabat organisasi, dengan melakukan kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat.
Sebagai koordinator berusaha semaksimal mungkin mendorong cabang melakukan kegiatan sebagaimana motto dari HDCI, kekeluargaan, persaudaraan, dan kebersamaan dalam menjalankan organisasi dengan menggunakan motor Harley dengan tertib, juga berguna nanti bangsa dan negara dalam menjaga persaudaraan.
Sebagai Ketua Umum Asosisasi PSSI Provinsi Jatim, menjalankan amanat anggota untuk memutar kompetisi Liga 3 zona Jatim, alhamdulillah berhasil menjaga Marwah kompetisi dengan nama “Liga 3 Kapal Api PSSI Jatim”. Juga menjaga martabat pembinaan di daerah dengan memutar kompetisi kelompok umur. Diklat pelatih bahkan sertifikasi pelatih, wasit dan petugas pertandingan.
Dan sistem untuk menjalankan program itu sudah ada pengurus yang profesional, dibantu yang fungsional sesuai kemampuannya mengawal program, beserta membuat laporan pertanggungjawaban jawaban yang standar. Jadi semua alhamdulillah Allah SWT memberi Ridho dan pertolongan jalan semua. InsyaAllah dengan baik. Apalagi Jatim mendapat bantuan dari Jerman gratis mensertifikasi pelatih pemula sampai 1400 pelatih
Soal pekerjaan di dunia advokat, saya kira teman teman wartawan sudah banyak yang tahu bahwa di kantor advokat saya di Jl Juwono 23 Surabaya, yang penting semua perkara yang masuk untuk minta bantuan hukum, maka yang utama dan pertama posisi atau status dari hukumnya bagaimana. Melihat kebenaran dari perkara itu, juga dengan motto sekaligus kode perilaku dan etika tidak menjanjikan perkara itu menang atau kalah. Tetapi melakukan langkah-langkah hukum yang tepat.
Jadi, karena sistem dengan dasar sudah jelas, maka pekerjaan juga insyaAllah lancar dan barokah. Apalagi banyak teman-teman ikut memberi dukungan. Kan sudah bukan rahasia lagi banyak teman banyak rejeki dan banyak manfaat.
Salah satu misi HDCI pusat adalah menjadikan Indonesia destinasi wisata bermotor untuk meningkatan promosi pariwisata Indonesia di dunia.
HDCI Jatim dengan pilar utama Cabang Surabaya, dan alhamdulillah saya pernah diberi amanat pemimpin HDCI Cabang Surabaya, juga dukungan sangat luar biasa dari Cabang HDCI Malang, Kediri, Madiun dan Sidoarjo, bukan sekedar mendukung peningkatan kualitas dan promosi destinasi wisata di Jatim, tetapi ikut berpartisipasi aktif mengajak teman seluruh dunia komunitas HDCI datang ke Jatim dan Indonesia.
Apa ada syarat khusus untuk masuk dalam komunitas HDCI ?
Kalau syarat itu sudah pasti; bisa naik motor HDCI dan secara rutin mengikuti kegiatan yang bersifat rutin lokal di cabang, daerah maupun pusat. Apakah motor HDCI milik sendiri atau pinjam saudaranya, yang penting mematuhi kode perilaku dan Etika bermotor Harley Davidson. Cuma itu saja stratanya .
Kecuali di Indonesia, saat ini ada sekitar 38 negara termasuk Malaysia, memperbolehkan motor bisa masuk jalan tol. Itu didasarkan kapasitas mesin. Akhirnya, pada Januari 2019, muncul wacana agar Indonesia juga menerapakan aturan serupa. Motor dibolehkan masuk tol. Menyusul wacana tersebut, Kementerian Perhubungan melakukan kajian. Namun hingga kini belum ada kejelasan. Tanggapannya ?
Secara khusus HDCI tidak minta diistimewakan, seperti mendukung atau tidak (menolak) motor masuk jalan tol. Biarlah pemerintah dan para ahli yang melakukan kajian apakah motor boleh masuk atau tidak, tentu saja beserta plus minusnya. Dan kita harapkan yang bermanfaat dan banyak manfaatnya daripada mudharatnya (negatifnya).
Bagi saya pribadi pesan pak Nana Ketua Umum HDCI Pusat itu sangat penting, bahwa HDCI Indonesia berusaha menjalankan program dengan lebih banyak ibadah, dan untuk bekal akhirat. Dan yang paling penting, HDCI menjadi jembatan persaudaraan semua kepentingan yang bermanfaat. (wetly aljufri)