Melihat 9 Pelajar Papua Yang Bersekolah Di SMKN Winongan

Melihat 9 Pelajar Papua Yang Bersekolah Di SMKN Winongan
Sebanyak 9 pelajar asal Papua tak menghiraukan aksi yang terjadi di Surabaya. Mereka tetap tekun belajar di SMK Winongan Pasuruan.

Atas kasus rasisme, Liza dan teman-temannya berpesan agar masyarakat tak ikut terprovokasi dengan isu rasisme akhir-akhir ini. Sebab yang terpenting adalah bagaimana bisa menjaga Indonesia agar tetap aman dan semakin maju. “Jangan membeda-bedakan apapun, karena kita adalah Indonesia,” pungkasnya.

Sementara itu, Evi Rustiana selaku Kepala SMKN Winongan mengaku sudah 7 tahun program ADEM ada di sekolahnya. Untuk tahun ini ada 3 pelajar Papua yang duduk di bangku kelas X di SMKN Winongan, sedangkan 6 lainnya masing-masing 3 pelajar kelas XI dan 3 pelajar kelas XII. Semua berjalan lancar, aman dan guyub satu sama lain.

“Ikatan emosional kami dengan pelajar papua sangat kuat. Bahkan, ketika sudah lulus SMK, komunikasi masih berjalan. Semoga hubungan yang baik ini dapat terus berjalan, sehingga mereka juga masih ingat dengan kami ketika mungkin sudah menjadi orang sukses,” tandasnya.

Dijelaskan Evi, ketika pelajar papua menjadi bagian keluarga besar SMKN Winongan di tahun pertama, memang pihaknya sedikit mengalami kesulitan. Terutama dalam hal bahasa maupun kebiasaan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, para pelajar papua tersebut bisa beradaptasi dengan budaya masyarakat Pasuruan dengan sangat cepat.

“Dulu pas awal-awal masuk sedikit kesulitan dalam memberikan pengertian, karena dari kebiasaan dan makanan. Tapi lama kelamaan terbiasa, apalagi mereka tinggal di rumah salah satu guru, dan kami

Lebih lanjut Evi menegaskan bahwa seluruh pelajar Papua mendapatkan hak dan perlakuan yang sama dengan pelajar regular lainnya. Seperti dalam urusan keagamaan. Bahkan, tak  sedikit dari pelajar Papua tersebut yang berprestasi, khususnya di bidang olahraga.

“Ada yang jadi juara Taekwondo. Kalau ingin mengikuti kegiatan keagamaan, hak beribadah kita layani. Kita antar mobil sekolah setiap hari selasa dan minggu ke Gereja di Kota Pasuruan. Mereka adalah keluarga kita,” ucap Evi. (hen)