Salah satunya adalah SMPN I Pohjentrek. Dimana kalau setiap tahunnya harus bekerja ekstra keras untuk menarik peserta didik baru. Tapi dengan sistem zonasi, jumlah murid baru yang mendaftar sudah mencapai separuh dari pagu yang ditetapkan.
Tanti Rahayu, Kepala SMPN I Pohjentrek mengatakan, sistem Zonasi menguntungkan bagi sekolah-sekolah yang berada di perbatasan. Karena tujuannya adalah mendekatkan warga masyarakat untuk belajar di sekolah yang disiapkan.
“Sangat penting dan kalau dilakukan luar biasa. Ternyata pemerintah sudah memiliki tujuan yang sangat mulia. Yakni mendekatkan anak-anak untuk bersekolah di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka sendiri,” kata Tanti saat ditemui di ruangannya, Rabu (03/07/2019).
Dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah pendaftar yang datang ke SMPI I Pohjentrek hingga hari ketiga PPDB sudah mencapai 85 anak. Tanti optimis hingga hari terakhi pendaftaran, yakni 5 Juli 2019, pagu sudah terisi penuh.
“Kalau dibanding tahun lalu, berhari-hari sangat sedikit yang mendaftar, karena sumber dari SD nya tidak terlalu banyak. Di dekat sekolah juga ada Mts Negeri dan swasta, dan madrasah yang lain. Tidak apa-apa, tapi kami optimis pagu akan terisi sampai 192 anak,”imbuhnya.
Untuk dapat mencapai jumlah pagu, SMPN I Pohjentrek terus melakukan sosialisasi ke semua lapisan masyarakat. Bahkan, Tanti menegaskan bahwa pihaknya berani beradu prestasi dan inovasi dalam rangka menarik jumlah siswa sebanyak-banyaknya.
Tak hanya itu, kualitas guru juga ditingkatkan selain sudah berijazah S-I, serta bekerja sama dengan Universitas Negeri Malang. Utamanya dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan inovasi pendidikan.