Tuban – Metode menanam dengan menggunakan media hidroponik yang dilakukan oleh Eko Sukrisno Wahyudi tokoh masyarakat desa Ngadi Puro kecamatan Widang kabupaten Tuban, diakui sangat efektif untuk dikembangkan. Bagai mana tidak,pasalnya bertani hidroponik ini selain tidak memakan lahan hasil panen juga tidak terkena bahan kimia.
Eko panggilan akrab petani ngadipuro hidrogen farm ini tidak hanya mengajarkan teori kepada para pemuda maupun masyarakat sekitar, tetapi juga praktik membudidayakan hingga memasarkan tanaman hidroponik.
“Selain kita kenalkan cara bertani hidroponik di lingkungan desa,Untuk pemasaran kita sudah masuk toko modern atap supermarket hingga luar daerah mas dengan kemasan label milik kita,”ungkap eko.
Lanjutnya,sistem pertanian hidroponik ini terbukti lebih produktif ketimbang menanam di media tanah. Dengan hidroponik, masa panen sayuran, seperti sawi, bayam dan kangkung, hanya membutuhkan waktu 45 hari tanam. Sedang penanaman secara konvensional baru bisa dipanen setelah 80 hari.
“Paling tidak, bisa ada penghematan dalam pengeluaran rumah tangga. Tidak perlu beli sayuran, cukup dengan tanaman sendiri,” kata Eko, saat diruangan kepala desa Ngadi Puro,jum’at (1/3).
Diruang yang sama,Fatma Wati selaku kades Ngadi Puro. Sayuran hidroponik ini memiliki kelebihan dibandingkan sayuran yang ditanam secara konvensional, yakni bisa dikonsumsi langsung karena perawatannya tidak menggunakan bahan kimia.
“Insya allah ini lebih sehat dan lebih alami, karena tanpa pupuk, pestisida dan segala macam,” ujar kades.
Terlebih metode ini dirasa efektif oleh kades untuk dikembangkan bagi warganya,sehingga beliao juga memberikkan suport juga anggaran dari uang pribadi untuk study bunding warganya ke Jogja,hingga (1/3) Jum’at kemarin pihak kementrian desa,pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi balai besar pelatihan masyarakat Jogja menilik dan bertandang ke desa Ngadi Puro untuk melihat hasil pertanian hidroponik.(rin)