Surabaya – Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo mengusulkan penguatan supply chain atau penyediaan barang pada rantai pasokan serta supply side atau penawaran pada konsumen untuk mengendalikan inflasi.
Dengan penguatan kedua hal tersebut, maka antara kebutuhan dan ketersediaan barang akan bisa stabil.
“Pemerintah harus ikut menyiapkan apa saja yang dibutuhan oleh masyarakat termasuk tersedianya pasar. Jangan sampai ketika masyarakat sudah memproduksi, tapi tidak ada yang beli,” demikian disampaikan Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim pada acara High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Jawa Timur di Hotel JW Marriot, Surabaya, Rabu (23/01).
Pakde Karwo menjelaskan, penguatan suplai stok juga harus disertai dengan pemantauan intensif di pasar pantauan inflasi. Selain itu, pasokan mitra pedagang atau pelapak di pasar rakyat dan gerai pangan harus dioptimalkan.
“Apalagi, saat ini infrastruktur sudah semakin baik, maka pemerintah harus menghitung betul permintaan kebutuhan dan kemampuan produsen,” jelasnya.
Ditambahkan, dalam rangka mengendalikan inflasi, Pemprov Jatim juga menerapkan aplikasi berbasis Teknologi Informasi (TI) untuk memantau harga barang kebutuhan pokok.
Diantaranya melalui Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Barang Pokok (SISKAPERBAPO), dan Sistem Informasi Perdagangan Antar Provinsi (SIPAP).
“Dengan menggunakan kedua aplikasi ini, perkembangan harga dan stok barang pokok dapat dipantau secara online,” ujar Pakde Karwo.
Lebih lanjut disampaikan, pasar murah dan operasi pasar untuk barang kebutuhan pokok, makan minum (mamin) dan produk ikm (ukm) telah dilakukan di 38 kabupaten/kota.
Kegiatan ini dilakukan bekerjasama dengan kabupaten/kota khususnya selama bulan Ramadhan atau momen khusus di masing-masing daerah.