Didepan Civitas IPDN, Pakde Karwo Tekankan Pentingnya Leadership dalam Birokrasi

Didepan Civitas IPDN, Pakde Karwo Tekankan Pentingnya Leadership dalam Birokrasi
Gubernur Jawa Timur Soekarwo saat memberikan kuliah umum di kampus IPDN Sulawesi Utara, Rabu (15/1/2019)

Sulawesi Utara – Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo menekankan pentingnya faktor kepemimpinan atau leadership dalam memimpin birokrasi.

Leadership menentukan limapuluh persen keberhasilan birokrasi, sebab kebijakan publik (public policy) digerakkan oleh pemimpin atau leader.

Hal itu disampaikan Pakde Karwo saat menjadi narasumber dalam Kuliah Umum Administrative Reform Birokrasi Melayani “Pelayanan Publik untuk Kesejahteraan” di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Kampus Sulawesi Utara, Tampusu, Selasa (15/1).

Didepan Civitas IPDN, Pakde Karwo Tekankan Pentingnya Leadership dalam Birokrasi
Gubernur Jatim Pakde Karwo didampingi Direktur Kampus IPDN Sulawesi Utara Dr. Noudy R.P Tendean memasuki tempat acara di Kampus IPDN Sulawesi Utara

Dihadapan 174 Praja IPDN, Pakde Karwo mengatakan, dengan porsi limapuluh persen tersebut, maka leadership menjadi bagian terpenting dalam melaksanakan reformasi birokrasi. Seorang pemimpin diharapkan mampu melakukan tiga strategi utama guna mewujudkan pelayanan publik yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Ketiganya adalah memberdayakan masyarakat, membuat inovasi pelayanan publik, dan transparansi katanya.

Untuk strategi pertama, gubernur kelahiran Madiun ini menegaskan, masyarakat harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, atau istilahnya partisipatoris.

Pemimpin harus melibatkan masyarakat dan stakeholder dalam merumuskan kebijakan, kita harus mendengar apa yang dibutuhkan rakyat, bukan memutuskan sepihak tegasnya.
Dari mendengarkan rakyat itulah, imbuh gubernur yang juga menjadi Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) ini, pemimpin bisa melakukan strategi kedua, yakni melahirkan inovasi pelayanan publik yang tepat sasaran dan bisa memuaskan, serta meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

Pakde Karwo lantas mencontohkan, sebuah puskesmas di Blitar yang letaknya di pinggir sawah. Jika pada umumnya puskesmas buka jam 07.00 sampai 12.00, maka puskesmas tersebut buka dari jam 16.00 sampai 22.00. Ini karena pemimpin puskesmas tersebut mendengarkan kebutuhan warganya, yang sebagian besar adalah petani.

Suatu hari, dokter yang juga pimpinan puskesmas itu mengumpulkan warga. Dia bertanya, puskesmas ini sebaiknya buka jam berapa? Kemudian warga menjawab, jam 16.00 sampai 22.00, karena pada pagi sampai siang masih bekerja di sawah. Akhirnya, dokter itu setuju. Inilah salah satu bentuk inovasi berdasarkan citizens charter imbuhnya.