Pakde Karwo mencontohkan, soal produksi sendiri di Jatim, memfokuskan pada aspek pengembangan sumber daya manusia (SDM). Selain itu, dilakukan standardisasi produk, peningkatan nilai tambah produk, serta ketersediaan infrastruktur darat, laut, dan udara.
“Juga terdapat ketersediaan infrastruktur kawasan industri dengan total kawasan 36.344,28 Hektar,” katanya.
Untuk pembiayaannya, dilakukan cara fiscal engineering dan creative engineering. Fiscal engineering melalui pembentukan BUMD baru utamanya bidang farmasi, pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) kesehatan dan non kesehatan. Termasuk penyertaan modal kredit dana bergulir penunjang ekspor dan hulu hilir agro maritim, serta loan agreement dengan Bank Jatim.
Sedangkan creative engineering dilakukan melalui pinjaman bank dan non bank seperti RSUD Pemprov ke Bank Jatim, obligasi daerah, dan public private partnership (PPP) SPAM Umbulan.
Untuk aspek pemasaran, Pakde Karwo menjelaskan, kalau Pemprov Jatim melakukan penguatan pasar domestik melalui kerjasama antar daerah, yakni melalui KPD dan penguatan supply chain atau substitusi impor. (rom/min)