Menuju Global Geopark Network (GGN), UNESCO Kunjungi Banyuwangi

Menuju Global Geopark Network (GGN), UNESCO Kunjungi Banyuwangi

“Kesimpulan saya, Banyuwangi sangat potensial dan lengkap baik gelogical-nya, lingkungan alamnya, intangible heritage cultural (warisan budaya tak benda) hingga keanekaragaman hayatinya. Saya kira Banyuwangi punya semua elemen potensial untuk menjadi bagian dari Global Geopark Network,” ujarnya.

Martini menjelaskan, dengan berupaya menjadi bagian Geopark dunia sebenarnya Banyuwangi tengah menyiapkan rumah masa depan yang mampu memberi dampak positif bagi warga.

“Sehingga bukan hanya memelihara kekayaan alam, namun juga bermanfaat bagi masyarakat setempat, mampu membangun konsep perekonomian dan pembangunan berkelanjutan dengan mengedepankan kearifan budaya lokal,” terangnya.

Dengan menjadi jaringan geopark dunia, Banyuwangi nantinya tidak akan terjebak dalam arus mass tourism sebagaimana terjadi di banyak tempat lainnya di dunia.

“Pengelolaan di dalamnya menggunakan sistem kerja sama melibatkan masyarakat setempat. Begitu juga keberadaan rumah makan, homestay, dan pemandu wisata berbasis geopark. Mempromosikan produk lokal, mengedepankan budaya lokal sehingga masyarakat ikut merasa memiliki bangga dan ikut menjaganya,” urainya.

Tahap selanjutnya, untuk bisa menjadi GGN UNESCO, kata Martini, Banyuwangi harus bisa membangun ekosistem yang mendukung.

“Kekayaan alam Banyuwangi memang sangat spesial tapi untuk menjadi geopark semuanya harus disiapkan. Dan saya lihat tim yang bekerja untuk persiapan hal ini  di Banyuwangi berjalan dengan sangat baik, semuanya kompak dan saling mendukung baik kabupaten, pihak taman nasional, juga pihak swasta. Ini menjadi salah satu modal kunci suksesnya,” kata Martini.

Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berharap, kehadiran Asesor GGN UNESCO dapat memberikan masukan sekaligus motivasi untuk bisa meningkatkan kualitas pengelolaan destinasi Banyuwangi  agar menjadi bagian taman bumi warisan dunia.(ari)