Sepak bola menjadi tontonan yang sangat digandrungi masyarakat. Demikian juga di Indonesia. Sayangnya, dalam urusan prestasi dan permasalahan, sepanjang 2018 masih belum menunjukkan tanda-tanda membaik. Justru sebaliknya, timnas yang makin terpuruk hingga segudang permasalahan yang menjadi beban yang ditanggung PSSI.
Padahal, di bawah kepemimpinan mantan Pangkostrad Edy Rahmayadi, induk organisasi sepak bola Indonesia awalnya penuh optimisme. Edy yang seorang tentara dengan tiga bintang di pundak diharapkan memberikan angin segar terhadap pembinaan. Tetapi hingga penutup tahun 2018, timnas sepak bola kita tak kunjung berprestasi. Satu-satunya gelar yang bisa diraih di tingkat Asia Tenggara hanya timnas U-16 yang sukses merebut juara di Piala AFF yang digelar di Sidoarjo.
Seperti diketahui, tahun ini banyaknya turnamen pramusim antarklub, agenda Timnas Indonesia di berbagai level usia digelar di mana Indonesia diberi kesempatan menjadi tuan rumah. Geliatnya dimulai dengan berbagai macam turnamen pramusim. Mulai dari Piala Presiden 2018, Piala Gubernur Kaltim, Suramadu Super Cup. Bahkan Persija sempat mengikuti turnamen pramusim di Malaysia.
Tuan rumah Madura United jadi juara Suramadu Super Cup, Sriwijaya FC kampiun di Piala Gubernur Kaltim, sedangkan Persija jadi yang terbaik di Piala Presiden dan Boost Sports Super Fix 2018. Hanya saja, sederet turnamen pramusim itu membuat jadwal Liga 1 2018 sebagai kompetisi utama molor. PT Liga Indonesia Baru selaku operator kompetisi Liga 1 awalnya menyebut kompetisi akan bergulir pada 24 Februari.
Akan tetapi, menengok final Piala Presiden 2018 yang dilangsungkan pada 17 Februari tidak ideal apabila 18 klub langsung memulai kompetisi utama sepekan kemudian. Apalagi, sebagian besar peserta Liga 1 juga tampil di Piala Presiden.
Beberapa kali wacana start Liga 1 dimunculkan, mulai dari 3 hingga 10 Maret. Selain berimbas kepada jadwal kompetisi yang mundur, tenaga tim-tim yang akan berlaga di Liga 1 juga lebih dulu terkuras serta membuat sejumlah pemain cedera. Michael Essien dan Victor Igbonefo dari Persib Bandung cedera di Piala Presiden. Hansamu Yama Pranata juga cedera tulang rusuk kiri saat melakoni Piala Gubernur Kaltim 2018.
Pada akhirnya PT LIB memutuskan Liga 1 2018 dimulai pada akhir Maret, tepatnya Jumat (23/3) dengan mempertandingkan Bhayangkara Fc sebagai juara bertahan melawan Persija yang berkesudahan 0-0.
Kompetisi Liga 1 2018 berjalan lancar selama putaran pertama atau 17 pekan. Akan tetapi, di putaran kedua PT LIB hanya melangsungkan pertandingan di tiga pekan lalu kompetisi kembali di liburkan karena agenda Asian Games 2018.
Menpora Imam Nahrawi juga sempat mendesak PSSI menghentikan menghentikan kompetisi sepak bola profesional Indonesia, Liga 1 dan Liga 2 selama dua pekan terkait tewasnya suporter Persija, Haringga Sirla, sebelum laga Persib melawan Macan Kemayoran di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, 23 September.
Setelah memberikan sanksi berat kepada Persib dan juga Persija, PSSI dan PT LIB akhirnya melanjutkan kembali kompetisi Liga 1 pekan ke-24 pada 5 Oktober.
Kendati demikian, perjalanan Liga 1 2018 ini termasuk yang paling menarik. Tim-tim dari papan atas hingga bawah memiliki selisih poin yang sedikit. Persib menjadi juara paruh musim di pekan ke-17 dengan torehan 29 poin. Jarak antara Persib dengan Arema FC yang berada di posisi ke-10 hanya enam angka.
Begitu juga di papan bawah, PSMS Medan yang kala itu mengoleksi 18 poin tertinggal 11 poin dari Persib, atau berbeda satu poin dengan Perseru Serui yang berada satu setrip di atas zona degradasi.
Hanya saja pada akhirnya Persija keluar sebagai juara Liga 1 2018 usai mengalahkan Mitra Kukar 3-1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Klub ibu kota menjadi kampiun tidak terlepas dari penurunan performa Maung Bandung di putaran kedua dan terpelesetnya PSM usai ditahan imbang Bhayangkara FC 0-0 di pekan ke-33.
Kompetisi Liga Indonesia di 2018 juga diwarnai dengan isu suap dan pengaturan skor. Klub seperti Persib sempat mengalami ketegangan di ruang ganti lantaran adanya rumor pengaturan skor saat melawan PSMS Medan. Begitu juga dengan kapten Sriwijaya FC Yu Hyun koo yang dikabarkan sempat digoda dengan sejumlah uang.
Yang paling tampak dari isu pengaturan skor ini adalah di Liga 2. Rumor pengaturan skor ini akhirnya menyeret nama Hidayat yang merupakan anggota Komite Eksekutif PSSI hingga mengundurkan diri.
Dalam tayangan Mata Najwa di Trans 7 pada Rabu (28/11), mantan pelaku pengaturan skor Bambang Suryo menyebut nama Vigit Waluyo sebagai dalang perbuatan haram dalam dunia olahraga itu di Indonesia.
Belakangan isu pengaturan skor ini berkembang hingga mengembalikan pada peristiwa gagalnya Timnas Indonesia di Piala AFF 2010 saat melawan Malaysia di laga final. Pihak kepolisian pun ikut membentuk satgas pengaturan skor.
Selain Anggota Exco PSSI Hidayat, isu match fing ini juga memakan korban pemain PSMP Mojokerto, Krisna Adi yang dihukum larangan beraktivitas seumur hidup di kegiatan sepak bola di lingkungan PSSI. Klub PSMP juga tidak boleh bertanding di Liga Indonesia untuk musim 2019.
Untuk perkembangan sepak bola Indonesia di tahun 2019 pantas kita tunggu. Bukan soal prestasi, tetapi permasalahan dan kasus yang kini sudah ikut menyeret pihak kepolisian untuk bertindak, apakah nantinya bisa mengatasinya? Kita tunggu saja. (nov)