Dihukum PSSI, PSMP Melawan

Dihukum PSSI, PSMP Melawan
Siap Bersaksi di Depan Satgas Anti Mafia Bola

Surabaya – PS Mojokerto Putra PSMP) melakukan banding terkait keputusan Komdis PSSI yang memberikan hukuman tidak boleh tampil di Liga 2 musim depan, karena dinilai terlibat pengaturan skor atau match fixing. Manajemen klub asal Mojokerto tersebut bahkan siap buka-bukaan di depan Satgas Anti Mafia Bola yang dibentuk kepolisian.

Komdis PSSI menyebut PSMP terlibat dalam tiga match-fixing ketika menghadapi Kalteng Putra pada 3 dan 9 November, melawan Persegres Gresik United (29/9), dan Aceh United (19/11).

Presiden PSMP, Firman Effendi menyebut keputusan yang diambil Komdis PSSI tersebut terlalu berlebihan. Lantaran, ia mengaku pihaknya tidak pernah dipanggil untuk dimintai keterangan.

Karena itu, Firman menyatakan bakal melakukan perlawanan terhadap keputusan yang dianggap tergesa-gesa, karena tidak memberikan kesempatan mereka melakukan klarifikasi terlebih dahulu. “PSSI enggak pernah mengonfirmasi ke kami soal dasar hukuman yang diberikan. Kami siap bersaksi di Satgas,” kata Firman ketika dihubungi wartawan.

Saat ini Satgas Anti Mafia Bola sudah mulai bergerak. Sejumlah nama telah dipanggil untuk minta keterangan mulai dari perwakilan operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), hingga PSSI beberapa hari lalu.

Wakil ketua Satgas Anti Mafia Bola Brigjen Pol Krishna Murti, mengingatkan PSSI agar dapat bekerja sama secara baik untuk memberantas praktik kotor yang ada di sepakbola nasional. Ia pun ingin PSSI terbuka dengan pihaknya.

Satgas tersebut dibentuk oleh Kapolri Tito Karnavian. Keputusan ini dilakukan karena maraknya isu match-fixing yang terjadi dalam beberapa waktu belakangan ini di kompetisi nasional. Match-fixing memang bukan barang baru yang terjadi persepakbola tanah air. Akan tetapi, hal tersebut sulit dikuak karena minimnya informasi dan tak ada yang berani melaporkannya.

“Jangan nanti kemudian menutup diri, beralasan intervensi pihak luar ya, pak. Publik sangat berharap. Semoga benar apa yang disampaikan bapak ini,” tulis Krishna sambil mengunggah capture tulisan PSSI di Instagram miliknya.

Sebelumnya PSSI berjanji akan bersikap terbuka untuk memerangi match-fixing. Federasi sepakbola nasional tersebut juga sudah membetuk Tim Ad Hoc yang bertugas menangani masalah itu. Seandainya pihak-pihak yang dipanggil tidak berkenan memberikan keterangan kepada PSSI, Wakil Ketua PSSI Joko Driyono menyebut pihaknya akan berupaya mendorong mereka membuat laporan kepada pihak kepolisian.

Kebijakan itu diambil demi mendorong terbukanya skandal pengaturan skor yang diduga terjadi di liga Indonesia. “Kalau pihak-pihak tersebut enggan atau tidak mau datang memberikan keterangan, kami akan meminta pertolongan kepada pihak kepolisian untuk menindaklanjutinya,” tutup Joko. (nov)