Lamongan – Jika sebagian besar para pelajar terhanyut dengan hingar bingar nuansa malam tahun baru, bahkan tak jarang mereka membuat suatu acara khusus guna menyambut pergantian malam tahun mesehi tersebut.
Namun hal itu tidak akan diikuti bagi keluarga besar SMA Muhammadiyah Babat, Lamongan.
Memasuki masa liburan akhir tahun 2018, ratusan pelajar dan guru SMA Muhammadiyah Babat, Lamongan, menggelar deklarasi menolak perayaan Tahun Baru Masehi 2019,
Para siswa yang tergabung dalam organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) tersebut, menandatangani deklarasi menolak perayaan tahun baru masehi dan berkomitmen untuk tidak merayakan perayaan pergantian tahun 2018. Sabtu (15/12/2018).
Farid, salah seorang siswa kelas 11 SMA Muhammadiyah 1 Babat, mengatakan deklarasi ini sesuatu yang baik baginya. Lagipula, selama ini memang tidak pernah ikut merayakan pergantian tahun baru masehi.
“Tidak keluar rumah saat perayaan tahun baru, cukup dengan belajar di rumah atau nonton tv,” tutur ketua IPM Kecamatan Babat tersebut.
Sementara itu Wakasek Bidang Kesiswaan SMA Muhammadiyah 1 Babat, Ali Ahmadi menuturkan, pergantian tahun baru masehi oleh sebagian generasi kebanyakan dimanfaatkan untuk kegiatan yang justru negatif. Seperti mabuk-mabukan, konvoi motor yang dapat mengganggu ketertiban umum.
“Jadi tidak ada urgensi bagi kita orang muslim untuk merayakan tahun baru masehi, apalagi diisi dengan aktivitas hura-hura yang tidak ada manfaatnya,” terangnya.
Dia mengimbau kepada para pelajar SMA Muhammadiyah 1 Babat, untuk tetap beraktivitas seperti biasa di rumah masing-masing dengan kegiatan mengaji, membantu orang tuanya, atau melakukan kegiatan positif lainnya.
“Harapannya deklarasi menolak perayaan tahun baru masehi oleh pelajar SMA Muhammadiyah ini bisa diikuti oleh pelajar di sekolah lain,” tandasnya.(rin/bis).