BPBD Jatim Nyatakan Jatim Selatan Rawan Bencana

BPBD Jatim Nyatakan Jatim Selatan Rawan Bencana
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Suban Wahyudiono

“Pak gubernur mengimbau agar bupati/walikota melakukan pemeriksaan peralatan untuk bencana alam, seperti alat berat, membentuk posko, peningakatan intensitas pelaporan, memberdayakan masyarakat yang berbasis komunitas dan keliling ke tempat-tempat yang dianggap rawan terjadi bencana,” ungkapnya.

Di Jatim, lanjutnya, ancaman bencana alam memang sangat tinggi. Dari 38 kab/kota, ada 29 kab/kota yang terancam bencana. Yakni, 11 bencana alam dan 1 bencana nom alam (kegagalan teknologi).

“Kita sudah memetakan ada 22 kab yang rentan bencana banjir. Ada 7 wilayah sungai, terdiri dari 2 sungai dikelola pemerintah pusat dan 5 sungai dikelola provinsi, sungai bengawan Solo dan Brantas,” jelasnya.

Pihaknya telah menerima surat dari BMKG yang menyatakan musim hujan 2018-2019, puncaknya Januari-Pebruari. Dari musim hujan itu, terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Dari 38 kab/kota, 13 kab/kota rawan longsor di wilayah selatan.

“Musim hujan pada 11 Oktober-15 Desember terdapat 17 kali angin kencang. Dimulai di Lamongan, Sidoarjo, Magetan, Kediri dan Nganjuk. 55 kali tanah longsor. Bahkan, longsor di kec Kebunagung, desa Jambu, Pacitan telah merenggut 4 nyawa manusia,” ungkapnya.

Masih di bulan itu, terjadi 32 kali banjir genangan dan 3 kali banjir bandang yang terjadi di Banyuwangi, Pacitan dan Probolinggo. “Juga ada gempa bumi di Sumenep,” tandasnya. (min)