Presiden menyampaikan hal itu seusai acara penyerahan surat keputusan (SK) Perhutanan Sosial. Hadir juga dalam acara tersebut Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar.
“Tapi saya pesan tadi agar produk-produk seperti ini yang spesifik, yang memiliki kekhususan, yang tidak dalam jumlah yang massal. Ini penting sekali untuk dikembangkan,” tambah Presiden.
Ia pun mencontohkan sejumlah produk unggulan non-kayu dari Jambi sepeti kayu manis, minyak kepayang, singkong, petai, minyak atsiri, nilam.
“Saya kira ini harus diperhatikan dan menjadi sebuah komoditas yang bagus terutama untuk eskpor, juga tanaman yang namanya manggis,” ungkap Presiden.
Presiden mengingatkan bahwa permintaan manggis dari luar negeri seperti Singapura, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok banyak tapi Indonesia tidak bisa memenuhi karena produksinya yang kurang.
Terkait pembagian SK Perhutanan Sosial, PResiden mengakui bahwa jumlah lahan yang dibagikan sudah besar dan masih akan bertambah pada tahun yang akan datang.
“Ini yang diserahkan banyak sekali, 91.000 hektare itu ‘gede banget’. Jangan dibayangkan kecil. Kita membagi ini sudah yang jelas 2 juta lebih yang kita bagi. yang sudah kita bagi banyak sekali sebetulnya, hanya belum terekspos. Tapi tahun depan akan kita evaluasi yang kita berikan itu dimanfaatkan untuk apa, kurang atau tidak. Kalau kurang diberi karena kita masih memiliki (lahan), selain juga dalam lingkup hutan mereka juga diberi tugas untuk menjaga hutan,” ungkap Presiden.
Menurut Presiden, pemerintah menargetkan Perhutanan Sosial mencapai 4,3 juta hektare sampai 2019.
“Ini sudah 2 juta lebih, artinya ya masih ada ruang untuk memberikan sebanyak-banyaknya kepada rakyat,” tambah Presiden. (rom)