Malang – Selain wisata alam seperti Bromo dan tempat lainya, Kabupaten Malang memiliki distinasi pariwisata cukup menjanjikan yaitu KEK (Kawasan Ekonomi Khusus), sebuah kawasan wisata berbasis haritage dan ekonomi kreatif.
Kriswidyat Praswanto, asisten Direktur KEK mewakili David Santoso (Dirut KEK) mengatakan, lokasi KEK (Intergrated Tourism Complex) berada di Kecamatan Singosari yang meliputi tiga desa yakni Langlang, Klampok, dan Purwosari. Areal KEK, sesuai ijin lokasi 283 hektar.
Lahan itu memang belum 100 persen dibebaskan, namun pembangunan fisik tahap l sudah mencapai 90 persen. Nilai Investasi diperkirakan diatas Rp 18 triliun.
KEK dibangun oleh investor properti PT. Intelegencia Graha Tama, perusahaan konsorsium dan PT Intergritas Mitra Bersatu. Perencanaannya sejak 2006 dan setahun kemudian mulai pembangunan fisiknya.
Menurut Kris, tempat wisata ini diakuinya belum operasional karena masih menunggu peraturan pemerintah (PP) tentang kawasan ekonomi khusus. PPnya sedang di godog.
KEK ini diilhami dari kerajaan Singosari yang hingga kini belum banyak dipublikasikan secara digital. Sedangkan unsur wisatanya akan terintergrasi dengan wisata Bromo Tengger Semeru.
Harapannya, Malang tidak sekedar dilewati para touris melainkan singgah berlama lama disini karena tempat wisata yang harus di kunjungi makin banyak.
Bahkan mereka bisa menjalankan bisnisnya dari KEK karena teknologinya tersedia.
“KEK ini murni swasta. Sedang keterlibatan pemerintah baik Pemkab Malang, Pemerintah Provinsi dan Pusat sebatas legalitasnya. Misalnya, untuk menentukan sebuah kawasan khusus pemerintah harus menerbitkan PP. PP ini melibatkan banyak kementerian ,” tandas Kris saat menerima Kunjungan Wartawan, Sabtu.
Saat ini ada 10 destinasi nasional diantaranya Tanjung Lesung, Mandalika, Tanjung Kelayang Morotai, Danau Toba Borobudur, Labuan Bajo, Wakatobi, Bromo Tengger Semeru, dan Kepulauan Seribu.