Festival Kawung Banyuwangi Tak Lupa Suku Osing

Festival Kawung Banyuwangi Tak Lupa Suku Osing
Festival Kawung Banyuwangi Tak Lupa Suku Osing

Unsur islami juga terasa kuat dalam seni di Banyuwangi. “Jelujur kundaran” yang ditampilkan oleh Kecamatan Banyuwangi dan sekitarnya menyiratkan tradisi para santri di Banyuwangi.

Seni budaya Suku Osing terwakili dalam sendratari “barong ider bumi” dan “meras gandrung” juga turut ditampilkan. Dua kesenian tersebut merupakan ritus kebudayaan yang bernilai spritualistik.

“Ada berbagai ritual yang harus dilakukan dalam kesenian tersebut sebagai wujud ungkapan syukur dan panjatan doa kepada Tuhan,” ungkap budayawan Banyuwangi Hasnan Singodimayan.

Ditambahkan Anas, berbagai festival yang konsisten dikembangkan Banyuwangi ini sebagai upaya untuk memperkuat modal sosial warga Banyuwangi. Festival yang dibuat Banyuwangi merupakan hasil kerja bareng semua warga Banyuwangi yang melibatkan semua kalangan dari berbagai profesi

“Festival lah yang mempersatukan rakyat, membaurkan warga lintas suku, lintas agama. Budayawan bersama pemkab, dan tentunya melibatkan dan didukung warga bersama-sama menyajikan beragam event dalam Banyuwangi Festival. Festival adalah rajutan penting bagi perkembangan Banyuwangi,” kata Anas.

Festival Kuwung sendiri merupakan pagelaran festival tertua di Banyuwangi, juga dimeriahkan oleh duta kebudayaan daerah lain. Di antaranya Kota Probolinggo, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jembrana.

Ribuan penonton menyesaki sepanjang rute Festival Kuwung yang melintas dari depan kantor Bupati Banyuwangi hingga Gesibu Blambangan. Hujan yang sempat mengguyur tak menyurutkan antusias ribuan penonton yang memenuhi rute sejauh 2,5 KM tersebut. (ari)