Dalam kesempatan itu, Sunanto yang biasa disapa Cak Nanto, mengatakan, Indonesia adalah negara yang sangat plural dilihat dari beragam komponen bangsa. Dari keragaman komponen bangsa itu, umat Islam adalah satu entitas terbesar baik dari sisi jumlah maupun jasa dan karya bagi eksistensi dan kemajuan bangsa Indonesia.
“Dalam kondisi itu, maka jangan pernah mencoba mempermainkan umat Islam. Mengingat persatuan umat Islam tersebut nyata. Jika umat Islam telah bersatu, maka akan menjadi kekuatan yang dahsyat yang tentu menjadi sesuatu hal yang sangat diperhitungkan,” tegasnya.
Pertemuan Reuni 212 hari ini, selama berjalan atas nama dakwah Islam dan silaturahim antar umat Islam, maka Pemuda Muhammadiyah menghormati agenda tersebut sebagai perwujudan dari nilainilai ajaran Islam tentang pentingnya dakwah Islam (Ali Imran ayat 104) dan silaturahim umat Islam (Ali Imran ayat 103, dan Al Hujurat ayat 9).
Pemuda Muhammadiyah menilai bahwa setiap warga negara memiliki hak asasi yang diatur dalam Undang-undang Dasar 1945 untuk berbicara dan berhimpun di muka publik. Dalam tataran praktis, hak asasi itu diwujudkan dengan mengindahkan aturan teknis yang telah ditentukan; Mengingat agenda itu dihimpun dan diikuti massa umat Islam yang relatif besar jumlahnya, maka
Pemuda Muhammadiyah mengimbau agar kegiatan reuni tersebut memerhatikan ketertiban umum, dan mengedepankan akhlak Islam baik dalam berkata-kata ataupun bertindak di muka umum.
Pemuda Muhammadiyah juga mengingatkan agar umat Islam tetap bersikap teduh, tawadhu, dan tasamuh dalam melihat setiap perbedaan, terutama perbedaan politik yang belakangan ini semakin tajam tampak di permukaan mengingat saat ini telah masuk tahapan kampanye Pemilu 2019. (sam)