Jakarta – Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah berharap tidak terjadi politisasi kegiatan reuni “212” yang berisi tentang do’a dan dzikir akbar yang diselenggarakan di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu ini, untuk kepentingan politik siapa pun menjelang Pemilu 2019.
“Kegiatan mulia dzikrullah (mengingat Allah SWT) adalah ibadah sakral yang seyogyanya bersih dari aktifitas politik yang bersifat profan,” kata Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah yang baru
terpilih, Sunanto dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu.
Pemuda Muhammadiyah, lanjut dia, berkepentingan agar Umat Islam, dan bangsa Indonesia senantiasa menjaga jalinan persatuannya. “Persatuan dan kesatuan Indonesia adalah anugerah Allah
SWT yang sangat besar. Untuk itu kewajiban kita semua untuk merawatnya,” katanya.
Ia menegaskan, pihaknya secara kelembagaan tidak mengutus secara resmi kader-kadernya dalam kegiatan tersebut karena Pemuda Muhammadiyah baru saja usai menghelat muktamar di
Yogyakarta.
“Namun Pemuda Muhammadiyah tidak melarang kehendak pribadi dari setiap kader Pemuda Muhammadiyah yang hendak ikut dalam kegiatan tersebut selama kegiatan itu adalam agenda
da’wah dan dzikir umat Islam yang otentik,” katanya.