“Maka dari itu orang tua harus lebih berhati-hati dalam menjaga buah hatinya terhadap penyakit yang disebabkan oleh kuman” pesan Danramil.
CorynebacteriumDiphteriae banyak menyerang balita. Orang tua setidaknya harus mengenal gejala, penyebab, dan pencegahan penyakit difteri ini. Difteri ini menyerang selaput lendir pada hidung serta tenggorokan dan terkadang dapat memengaruhi kulit. Penyakit ini harus diobati secepatnya untuk mencegah komplikasi.
Salah satunya dengan vaksin ini merupakan langkah pencegahan paling efektif untuk penyakit tersebut. Pencegahan difteri tergabung dalam vaksin DPT. Vaksin ini meliputi difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk rejan. Perlindungan tersebut umumnya dapat melindungi anak terhadap difteri seumur hidupnya.
Tetapi vaksinasi ini dapat diberikan kembali pada saat anak memasuki masa remaja atau tepatnya saat berusia 11-18 tahun untuk memaksimalisasi keefektifannya.
“Penderita difteri yang sudah sembuh juga disarankan untuk menerima vaksin karena tetap memiliki risiko untuk kembali tertular penyakit yang sama” terangnya. (rin/bis)