Surabaya – Terjadi persaingan ketat dalam seleksi calon komisioner KPU Jatim periode 2019-2023. Saat ini, 19 peserta yang tersisa, sudah mengikuti tes psikologi (kejiwaan). Nasib mereka ditentukan pada 25-27 November 2018. Yang lulus, wajib mengikuti tes kesehatan pada 28 November hingga 2 Desember. Dan hanya mereka yang dinyatakan lolos tes kesehatan, berhak untuk melenggang ke tahap wawancara dan fit and proper test (ujian kepatutan).
Sebelumnya, dari 200 peserta calon anggota KPU Jatim yang mendaftar, hanya 60 orang dinyatakan lolos administrasi. Yakni, 13 orang dari unsur perempuan dan sisanya laki-laki, dengan latar belakang yang berbeda. Mereka lantas mengikuti tahapan tes tulis menggunakan metode Computer Assisted Test (CAT), di Kampus A Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Jalan Raya Mayjen Prof Dr Moestopo Surabaya, pada 19 November. Hasilnya, 39 peserta dinyatakan lulus.
Saat menjalani tes psikologi tahap pertama 21 November, dari 39 peserta yang ikut, Timsel Seleksi KPU mengumumkan, sebanyak 19 peserta lolos. Mereka sudah mengikuti tes psikologi tahap dua yang sudah digelar 22 November, di Rumah Sakit Universitas Airlangga (Unair) Kampus C Mulyorejo Surabaya,.
“Sama seperti hari pertama, mereka mengikuti rangkaian tes psikologi di Training Centre Lantai 4 Rumah Sakit Unair. Jumlahnya ada sebanyak 19 orang untuk hari kedua ini,” kata Ketua Tim Seleksi Komisioner KPU Jatim, Suko Widodo.
Dia menyebutkan, hasil tes psikologi terhadap para calon anggota KPU Jatim periode 2019 – 2023 tersebut, nantinya akan diumumkan sesuai jadwal, yakni 25 – 27 November. Bagi yang dinyatakan lulus tes psikologi, akan berlanjut ke tahapan berikutnya yakni menjalani tes kesehatan.
“Untuk tes kesehatan sendiri, dalam jadwal yang sudah ada ditentukan 28 November – 2 Desember. Yang berhak ikut adalah peserta yang lulus tes psikologi. Bagi yang lolos, akan masuk tahapan seleksi wawancara hingga fit and proper test,” ujarnya.
Adapun peserta yang menjalani tes psikologi tahap kedua; Mardiono (Kota Batu), Miftahur Rozaq (Sampang), Miftakul Rohmah (Sidoarjo), Muhammad Arbayanto (Blitar), Muhammad Faizin (Gresik), Musyafa (Jombang), Nikmatus Sholihah (Blitar), Nur Syamsi (Surabaya), Nurani (Trenggalek), Nurul Amalia (Surabaya), Nurul Mamenun (Kota Kediri), Rochani (Kota Batu), Royce Diana Sari (Kota Pasuruan), Sittah Annangimah Annurul Qodriyah (Pacitan), Sofi Rahma Dewi (Malang), Suprihno (Tulungagung), Tasir (Lamongan), Titin Wahyuningsing (Pasuruan) dan Zaenudin (Malang). (wt)