Tauladan Rasulullah dalam seorang pengemis Yahudi yang selama ini
menghina, mengejek, bahkan melempari batu dengan perkataan
sangat rasis, Rasulullah tidak pernah membalas dengan apa pun. Bahkan
Yahudi buta yang seperti itu, setiap hari disuapi makanan dengan lemah
lembut, dengan penuh
Keikhlasan Rasulullah dengan lemah lembut menyuapi dan tidak membalas
dengan kemarahan, baru diketahui setelah Rasulullah
wafat dan Abu Bakas As Shidiq menggantikan menyuapi dengan lemah
lembut pula, tetapi dihina dan dicaci maki oleh sang pemgemis Yahudi.
Dan setelah dijelaskan bahwa yang menyuapi dengan penuh keikhlasan
tanpa marah sedikit pun adalah Nabi Muhammad SAW, maka pengemis tua
itu masuk
Perpolitikan di Indonesia belum mampu mempraktekkan seperti tauladan
keikhlasan Rasulullah. Sementara di Indonesia saling menghujat, saling
melempar hoax, saling memaki maki, saling meluapkan kebencian bahkan
terhadap pemimpin dan ulama, atau sesama umat Islam saling menyudutkan
dan menghina satu sama lain, bahkan lupa bahwa mereka adalah saudara,
yang apabila tidak saling menegur sapa lebih 3
hari, maka ibadahnya tidak diterima.
Perpolitikan di Indonesia seharusnya, mencontoh akhlaq Rasulullah,
saling menjaga martabat kebaikan dan memaafkan jika ada
kesalahan atau kekhilafan. Apalagi sampai saling menghina atau
menjelekkan, segera melakukan pertemuan untuk musyawarah mufakat
sebagai roh Pancasila sebagaimana firman Allah yang juga menganjurkan untuk
Perpolitikan di Indonesia harus memulai melaksanakan politik yang
akhkaq, sekurang kurang ada beberapa dari seluruh kontestan atau
tim sukses pasangan Presiden dan Calon Presiden, memberi contoh dengan
kesopanan dan kesetiaan, insyaAllah Allah akan memberi pertolongan dan
menunjukkan jalan yang terbaik untuk keluar dari ujian terberat yang
menjerat leher rakyat semakin miskin, yaitu “budaya baru” korupsi
InsyaAllah meneladani perilaku Rasulullah dalam banyak hal, dan hanya
sebagian dari contoh kecil menghadapi umat yang berbeda
keyakinan, dengan tetap santun, akan mengubah cara pandang berpolitik
yang tidak sekedar kalah menang, atau pencitraan sesaat. Tetapi
mengedepankan akhlaqul
Cara pandang dan cara melaksanakan politik yang berbudi pekerti luhur,
politik Pancasila sejati sebagaimana leluhur bangsa
Indonesia, sebagai Al Qur’an dan As Sunnah, sebagai tauladan
Rasulullah, jika dijalankan dengan sungguh-sungguh, insyaAllah akan
terjadi perubahan besar menuju kebaikan berbangsa dan bernegara,
sekaligus menyelamatkan umat.(jt)