Sahluki, ayah Erikawati, korban menuturkan , saat itu putrinya bersama ibunya sedang nonton penampilan drama karya Taufik Monyong, seniman Surabaya. Dia sangat kaget melihat ada KA dan posisi sudah dekat ,kemudian terlepas dari genggaman ibunya, lalu jatuh dari viaduk.
“Sebelum kereta api melintas, putri saya berada dalam genggaman ibunya,” katanya kepada wartawan sebelum membawa pulang jenazah putrinya di RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Erikawati meninggal pada Sabtu(10/11/2018) dinihari di RSUD dr Soetomo Surabaya.
Sahluki mengenang banyaknya penonton yang menyaksikan drama kolosal “Surabaya Membara” dari atas viaduk rel kereta api di Jalan Pahlawan Surabaya.
Para penonton kemudian panik karena melihat kereta api yang dirasa datang secara tiba-tiba, membuat masing-masing orang ingin menyelamatkan diri sendiri.
“Istri saya sekarang dirawat di Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (PHC) Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, karena ada bagian tulang di tubuhnya yang patah,” ujarnya. (min)