Anak-Anak Binaan Dinsos Surabaya Pamerkan 24 Lukisan

Anak-Anak Binaan Dinsos Surabaya Pamerkan 24 Lukisan
Anak-Anak Binaan Dinsos Surabaya Pamerkan 24 Lukisan

Surabaya – Sebanyak 24 lukisan karya anak bangsa berkebutuhan khusus dan anak jalanan, dipamerkan di Hotel Mercure, Sabtu (10/11/2018). Mereka adalah anak-anak berkebutuhan khusus dan anak jalanan yang diasuh Dinas Sosial Kota Surabaya. Pameran yang digelar hingga 12 November ini, merupakan hasil sinergi dengan beberapa hotel bernama Accor Hotel East Java Region.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, ketika membuka pameran lukisan terkait peringatan Hari Pahlawan, mengapresiasi pihak Accor Hotel dan Mercure yang telah memberikan ruang bagi anak-anak berkebutuhan khusus dan anak jalanan, untuk memamerkan hasil karyanya. “Kami sangat berterima kasih. Saya berharap, ke depannya akan ada lebih banyak yang peduli pada anak-anak ini,” ujarnya.

Menurut Risma, anak-anak yang dibina Pemkot di Liponsos Kalijudan dan Kampung Anak Negeri, memiliki bakat di banyak bidang. Seperti bakat melukis, bermain musik, menyanyi, pembawa acara, hingga olah raga. Oleh Dinsos Kota Surabaya, bakat mereka kemudian diarahkan dan dipoles.

Anak-Anak Binaan Dinsos Surabaya Pamerkan 24 Lukisan
Anak-Anak Binaan Dinsos Surabaya Pamerkan 24 Lukisan

“Kita mungkin menganggap mereka punya kekurangan. Itu karena kita tidak tau. Padahal, mereka punya kelebihan yang bahkan melebihi orang normal,” sambungnya.
Dengan adanya pameran ini, Risma berharap, agar anak-anak dapat membentuk kepribadian secara baik, sehingga kelak mampu melanjutkan kehidupan secara mandiri. “Dulunya nggak bisa apa-apa, tapi sekarang mereka bisa menjadi anak yang berguna bagi sesamanya,” tegasnya.

Usai memberi sambutan, Risma secara simbolis membuka beberapa lukisan yang terbungkus kertas. Tampak raut wajah sumringah dari wali kota perempuan pertama di Surabaya ini. “Bagus lukisannya, ini siapa yang lukis. Kalau ada yang mau beli, nanti saya tandatangani,” ucapnya.

Kepala Dinas Sosial Surabaya Supomo menambahkan, kegiatan ini tidak sekadar pameran lukisan. Tetapi ada pesan yang tersirat. Masyarakat tidak hanya melihat karya lukisan dari anak-anak berjalan seperti Neneng, Bintang, Siti atau Joshua dan lainnya. Tetapi, ada pesan lebih dari itu.

“Jadi ini bukan hanya bertujuan pameran dan menjual lukisan. Tapi kita juga menunjukkan bahwa Pemkot Surabaya serius dalam menangani anak-anak ini. Serta, agar publik tahu bahwa anak-anak ini punya kemampuan istimewa,” ujarnya.

Keseriusan Pemkot membina serta mendampingi anak-anak berekebutuhan khusus membuahkan hasil. Tiga anak penderita tunawicara dan tunagrahita telah bekerja di hotel mercure. Masing-masing dari mereka bekerja di bagian public area dan laundry selama kurang lebih 1,5 tahun. (wt)