“Selama ini petani membuang limbah padat dan cair ternak di sungai atau di kebun tanpa dilakukan fermentasi sehingga mencemari lingkungan dan kontra produktif. Selanjutnya melalui edukasi dan pelatihan, petani berhasil dibuka mindsetnya bahwa limbah ternak apabila diolah dengan benar akan menjadi produk bernilai tambah yang ramah lingkungan,” kata Joko Raharto, Kamis (8/11/2018).
Selanjutnya, Podarwis juga dilibatkan untuk menggarap dan mempromosikan pariwisata di lokasi penanaman kopi yang memang layak juaI sebagai objek pariwisata. Disamping mempromosikan keindahan alam dan budaya setempat, juga dimasukkan materi nilai ekonomis dari hulu hilir budidaya dan produk kopi yang dikombinasikan dengan produk unggulan setempat, yaitu susu sapi, teh dan coklat.
” Dengan terintegrasinya pengembangan potensi produk, budaya dan di dukung potensi alam yang indah, diharapkan pengembangan ekonomi yang partisipatif dan inklusif dapat terwujud” pungkasnya.(bud)