KEDIRI – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri bersama dengan KUB Omah Kopi, Petani, Pokdarwis dan Perum Perhutani, Kamis (8/11/2018) siang, melaksanakan tanam Kopi Arabika jenis Komasti sebanyak 25 ribu batang, yang berlangsung di wisata jurang Senggani Desa Sendang dan Pager Wojo, Lereng Gunung Wilis,Tulungagung
Kegiatan ini, sekaligus juga mengampanyekan Gerakan Peduli Lingkungan melalui pengolahan dan pemanfaatan pupuk organik limbah ternak yang difermentasi, serta melakukan gerakan pengembangan pariwisata bekerjasama dengan Pokdarwis.
Dan, saat ini sudah tersedia bibit kopi sebanyak 100 ribu batang pohon. Namun, pada tahap ini yang akan ditanam sebanyak 25 ribu pohon. Penanam ini, melibatkan sekitar 100 petani dengan luas lahan sekitar 10 hektar.
Untuk lahan yang ditanami adalah lahan milik petani dan sebagian ditanam di lahan milik Perhutani. Diharapkan, dengan penanaman ini, maka bibit Kopi Arabika di wilayah tersebut sudah tertanam lebih kurang 45 ribu pohon dan 20 ribu pohon diantaranya sudah mulai berbuah.
Kepala Perwakilan BI Kediri Joko Raharto mengatakan, terdapat beberapa hal yang istimewa untuk tahun ini, yaitu, petani mulai memanfaatkan limbah padat dan cair ternak yang sudah difermentasi dengan MA 11 menjadi pupuk organik.
“Selama ini petani membuang limbah padat dan cair ternak di sungai atau di kebun tanpa dilakukan fermentasi sehingga mencemari lingkungan dan kontra produktif. Selanjutnya melalui edukasi dan pelatihan, petani berhasil dibuka mindsetnya bahwa limbah ternak apabila diolah dengan benar akan menjadi produk bernilai tambah yang ramah lingkungan,” kata Joko Raharto, Kamis (8/11/2018).
Selanjutnya, Podarwis juga dilibatkan untuk menggarap dan mempromosikan pariwisata di lokasi penanaman kopi yang memang layak juaI sebagai objek pariwisata. Disamping mempromosikan keindahan alam dan budaya setempat, juga dimasukkan materi nilai ekonomis dari hulu hilir budidaya dan produk kopi yang dikombinasikan dengan produk unggulan setempat, yaitu susu sapi, teh dan coklat.
” Dengan terintegrasinya pengembangan potensi produk, budaya dan di dukung potensi alam yang indah, diharapkan pengembangan ekonomi yang partisipatif dan inklusif dapat terwujud” pungkasnya.(bud)