“Bahkan Arab Saudi sendiri juga melarang adanya organisasi HTI, karena sangat membahayakan. Maka dari itu kita semua harus tetap sigap dan waspada. Walaupun berdasarkan data intelejen HTI di Lamongan tidak begitu besar, tapi jangan sampai kita kecolongan,” ucap Feby.
Lanjut penuturan Feby, bahwa sejak Negara kita merdeka kiblat kita bukan khilafah tapi NKRI yang berideologi Pancasila dengan UUD 1945.
“Kembali kita sampaikan bahwa ancaman dan rongrongan akan datang kapanpun dan di manapun dari kelompok-kelompok tertentu termasuk HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) yang selalu berusaha mengancam keutuhan NKRI. HTI memiliki faham yang bertentangan dengan ideologi bangsa.Sebab, apabila ideologi Pancasila dan sistem NKRI sampai diubah menjadi sistem khilafah, maka hal itu akan merusak tatanan kehidupan dalam berbangsa dan bernegara,”ujar AKBP Feby
Diakhir acara, Kapolres Lamongan berpesan pada masyarakat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, meskipun beda dalam organisasi maupun pilihan dalan pemilu kita semua
“Tahun 2019 merupakan tahun politik, menjelang pemilihan Calon Legislatif dan Calon Presiden. Beda pilihan itu wajar, sama halnya bentuk dan fungsi organ tubuh kita semuanya berbeda namun bisa menjadi kesatuan. Maka dari itu saya berpesan kepada Forkopimka dan semua elemen masyarakat untuk selalu menjaga dan mempererat tali silaturahim,” pungkas Kapolres Lamongan AKBP Feby DP Hutagalung,SIK.MH. (bis)