“ Analisa di lapangan jika beras 9 kilogram dan 10 butir telur total harganya sekitar Rp.85.000. Ini artinya ada selesih” jelas Cak Pandik memaparkan.
Dari kejadian yang ada di dua kecamatan tersebut, Afandi menduga dari selisih harga tersebut negara mengalami kerugian akibat program yang kurang tepat dalam penerimaannya.
“Jika diasumsikan dengan kalkulasi penerima BPNT di Kabupaten Lamongan sebanyak 14.000 Kepala Keluarga (KK), maka nilai kerugian negara sebesar Rp.350.000.000,- per bulan di Kabupaten Lamongan” pungkasnya. (bis)