Program 6 in 1 Dispendukcapil Berpeluang Masuk Top 10 Sinovik

Program 6 in 1 Dispendukcapil Berpeluang Masuk Top 10 Sinovik
Program 6 in 1 Dispendukcapil Berpeluang Masuk Top 10 Sinovik

Surabaya – Program 6 in 1 milik Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya, masuk Top 40 Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik), yang diadakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) RI.

Terobosan anyar tentang pogram 6 in 1 dimaksud, meliputi pengurusan akte lahir, kematian, perkawinan, perceraian, surat pindah datang, dan pindah keluar secara online.

Kepala Dispendukcapil Kota Surabaya Suharto Wardoyo menuturkan, selain program 6 in 1, dua program lain milik Pemkot Surabaya juga masuk Top 40 Sinovik. Pertama, inovasi Tahu Panas (tak takut kehujanan dan tak takut kepanasan) yang merupakan kegiatan perbaikan rumah tidak layak huni, melalui program rehabilitasi sosial daerah kumuh. Kedua, inovasi Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda.

“Jadi, ini bukan Dispendukcapil saja, tapi juga ada dua inovasi lain milik pemkot yang nantinya akan disaring kembali menjadi 10 besar,” papar Suharto Wardoyo di kantor Dispendukcapil, Selasa (30/10/2018).

Pejabat yang akrban disapa Anang mengatakan, penghargaan Top 40 Sinovik ini akan diberikan pada saat pembukaan International Public Sevice Forum pada tanggal 7 November 2018. “Rencananya akan diserahkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo,” imbuhnya.

Program 6 in 1 Dispendukcapil Berpeluang Masuk Top 10 Sinovik
Program 6 in 1 Dispendukcapil Berpeluang Masuk Top 10 Sinovik

Kendati demikian, pesan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kepada seluruh jajarannya, agar tidak mengutamakan atau mengedepankan penghargaan, melainkan mensejahterakan warga.

Anang tak memungkiri, jika ketiga program milik pemkot bakal masuk 10 besar. “Saya optimistis, salah satu dari ketiga program milik pemkot akan masuk 10 besar,” tandas pria alumni Fakultas Hukum Universitas Airlangga tersebut.

Dijelaskan Anang, terpilihnya program 6 in 1 dalam Top 40 Sinovik, karena dinilai unik dan baru pertama kali hadir untuk melayani masyarakat secara online di Indonesia. “Belum ada program semacam itu di beberapa daerah di Indonesia. Pernyataan itu saya dapat dan dengar langsung dari Asisten Deputi Kemenpan RI,” terangnya.

Anang juga menyampaikan, terobosan 6 in 1 yang ada di dalam aplikasi e-Lampid itu, memberikan pelayanan paket hemat (pahe) untuk mengurus beberapa dokumen secara bersamaan, agar menghemat waktu dan tenaga.

“Pahe 1 pelayanan akta kelahiran dan KK, Pahe 2 pelayanan akta kematian dan KK, Pahe 3 pelayanan surat pindah datang dan KK,” papar mantan Kabag Hukum Pemkot itu.

Top 40 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2018, terdiri dari lima inovasi kementerian, dua inovasi Kepolisian Negara RI, delapan inovasi pemerintah provinsi, 15 inovasi kabupaten dan 10 inovasi dari pemerintah kota.

Adapun proses kompetisi, dilakukan secara online melalui aplikasi berbasis web Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik (SINOVIK) melalui http://sinovik.menpan.go.id. Telah terekam sebanyak 2.824 inovasi pelayanan publik di Kompetisi SINOVIK ini. Pada September lalu, juga telah dilakukan penyerahan penghargaan bagi Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2018. (wt)