“Kerugian dan kerusakan di sektor permukiman paling besar karena dampak bencana yang luas dan masif. Hampir sepanjang pantai di Teluk Palu bangunan rata tanah dan rusak berat,” jelasnya.
Begitu juga amblesan dan pengangkatan tanah di Balaroa dan likuifaksi yang menenggelamkan permukiman di Petobo, Jono Oge dan Sibalaya menyebabkan ribuan rumah hilang.
Berdasarkan sebaran wilayah, maka kerusakan dan kerugian di Kota Palu mencapai Rp8,3 triliun, Kabupaten Sigi Rp6,9 triliun, Kabupaten Donggala Rp2,7 triliun dan Kabupaten Parigi Moutong
mencapai Rp640 miliar.
Tim Hitung Cepat Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB dan UNDP terus menghitung dampak dan kebutuhan untuk pemulihan. Kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana
diperkirakan lebih dari Rp10 triliun.
“Tentu itu bukan tugas yang mudah dan ringan, tetapi pemerintah dan pemerintah daerah akan siap membangun kembali dengan prinsip membangun lebih baik,” katanya.*