Pada kesempatan itu, Airlangga memaparkan mengenai komitmen pemerintah Indonesia dalam upaya mendorong pengembangan industri manufaktur ke depan.
“Kami bertekad terus menciptakan iklim bisnis yang lebih kondusif dengan meluncurkan beberapa paket kebijakan ekonomi dan memberikan kemudahan dalam perizinan usaha. Ada juga Making Indonesia 4.0 sebagai strategi penerapan industri 4.0,” imbuhnya.
Dalam upaya menciptakan tenaga kerja terampil yang sesuai kebutuhan dunia industri saat ini, termasuk kesiapan memasuki era revolusi industri 4.0, Kemenperin telah meluncurkan program pendidikan vokasi yang link and match dengan industri di beberapa wilayah di Indonesia.
“Kami telah menggandeng sebanyak 609 industri dan 1.753 SMK yang terlibat. Program ini akan terus digulirkan,” jelasnya.
Untuk itu, Menperin berharap pertemuannya dengan Gubernur Prefektur Saitama dapat menjembatani peningkatan investasi Jepang di Indonesia khususnya untuk sektor industri, baik skala besar maupun kecil dan menengah.
Sepanjang tahun 2017, investasi Jepang merupakan terbesar kedua di Indonesia dengan nilai mencapai 8,4 miliar dolar AS.
Sementara pada periode Januari-April 2018, realisasi nilai investasi Jepang juga menduduki peringkat kedua sebesar 1,4 miliar dolar AS dengan total 375 proyek. (guh)