“Oleh karena itu, kami dorong pengusaha masuk, krena Lamongan saat ini juga sedang menyusun roadmap membangun lahan percontohan pertanian jagung modern di desa Banyubang Kecamatan Solokuro di lahan seluas 100 hektare untuk tahun 2016 hingga 2019 dengan produksi 10 ton per hektare dari sebelumnya 5,81 ton per hektare,” katanya.
Fadeli menyebut, potensi lain yang juga bisa dimanfaatkan investor adalah besarnya kebutuhan sapi hidup dewasa, yang salah satunya untuk produksi pupuk organik di Lamongan karena petani di sana lebih senang menggunakan pupuk organik sendiri.
“Saat ini, jumlah sapi di Lamongan mencapai 108 ribu sapi, masih kurang sekitar 80 ribu ekor sapi agar bisa memenuhi kebutuhan bahan baku pembuatan pupuk organik,” katanya.
Dengan besarnya peluang investasi, Fadeli juga menjamin kondisi perpolitikan dan situasi daerah Lamongan sangat aman dan kondusif untuk investasi, sebab tidak ada gejolak yang bisa mengancam berhentinya investasi.
“Apalagi tenaga kerja di Lamongan masih murah, lebih rendah dibanding Gresik, Sidoarjo dan Pasuruan. Upah Minimum Kabupaten dan Kota (UMK) Lamongan tahun ini tidak sampai Rp 2 juta, hanya Rp 1,851 juta,” katanya
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Dedy Suhajadi mengapresiasi inisiatif Pemkab Lamongan menggelar gathering dengan mengundang pengusaha dan mengajak untuk berinvestasi ke Lamongan
“Kami para pengusaha juga sangat proaktif, bahkan juga menggerakkan semua lini usaha yang bisa mendongkrak perekonomiannya,” katanya. (ant/guh)