Dalam konstelasi politik Nasional menjelang Pilpres dan Pileg yang dihelat bersamaan pada 17 April 2019, semua parpol, tak terkecuali Partai Golongan Karya (Golkar), terus melakukan sosialisasi dan konsolidasi di tingkat daerah.
Lantas, apa yang sudah dilakukan Golkar? Berikut hasil bincang-bincang ringan Sahat Tua P. Simanjuntak SH, Sekretaris DPD I Golkar Jatim yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Jatim, bersama wartawan Koran Transparansi-wartatransparansi.com.
Golkar adalah salah satu partai pengusung pasangan Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres 2019. Apakah memenangkan Pilpres menjadi sebuah prioritas?
Mengusung pasangan Jokowi-Ma’ruf merupakan kebijakan langsung dari pusat (DPP Golkar) Karena kebijakan, maka semua DPD I dan II, wajib untuk memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf.
Bagaimana dengan Pileg?
Sama halnya dengan Pilpres, Pileg juga menjadi prioritas, sehingga Golkar di Jawa Timur bisa kembali ke khitahnya sebagai partai besar, partai pemenang di 2019 mendatang.
Mengembalikan Partai Golkar ke khittah, tentu butuh kerja keras. Strategi apa yang sudah dilakukan?
Sebenarnya, semua sudah jalan. Tinggal sekarang, bagaimana semua elemen, baik kader maupun simpatisan, terus bergerak melakukan sosialisasi dan konsolidasi di tingkat daerah.
Memang, ini bukanlah pekerjaan sesaat yang mudah. Butuh pengorbanan waktu dan tenaga. Tapi, pekerjaan itu akan menjadi mudah jika semua merasa bertanggung jawab untuk membesarkan partainya. Punya satu tekat kebersamaan. Semua harus bergerak untuk memenangkan Pileg dan Pilpres.
Dan sebagai Sekretrais, satu dari sekian tugas saya adalah membantu ketua DPD Golkar Jatim untuk kembali membawa Golkar di jajaran atas perolehan suara. Jadi, semua potensi harus dimaksimalkan.
April lalu, sekitar 400 fungsionaris Golkar se Jatim mengikuti orientasi. Tujuannya?
Kegiatan tersebut semacam pembentukan karakter untuk semua kader yang ikut nyaleg. Menciptakan caleg yang berkualitas dan bersih, bebas korupsi dan narkoba. Mereka (caleg) juga diharuskan tes urine yang dilakukan BNNP Jatim.
Dalam orientasi itu, ada delapan 8 materi pokok berkaitan dengan kegolkaran. Antaranya, materi strategi pemenangan pemilu serentak, dinamika kelompok, isu strategis dan kebangsaan, persepsi publik penggalangan pemilih di Pileg dan Pilpres. Juga ada komunikasi politik dan medsos, ketentuan penyelenggara pemilu, konsolidasi kepartaian serta tupoksi fungsionaris dan kode etik.
Artinya, orientasi ingin melahirkan anggota legislative yang benar-benar mampu mengemban amanah rakyat?
Golkar ingin meningkatkan kualitas dan integritas para caleg. Dengan begitu, ketika nanti terpilih, maka anggota dewan dari Golkar tak hanya sekadar mampu mengawal kepentingan rakyat, tapi juga menjadi politisi yang amanah dan berintegritas. Anggota yang benar-benar bertanggung jawab.