“Bapak saya dulu sering bercerita kalau mengirimkan jenazah pejuang ke beberapa daerah, selalu ribuan. Oleh karena itu, saya tahu betul bagaimana perjuangan Ansor dan Banser saat itu,” tegasnya.
Selanjutnya, dihadapan peserta kirab, Risma berharap kepada Ansor dan Banser untuk terus menghidupkan masjid-masjid, terutama di Kota Surabaya. Sebab, dia tidak ingin masjid-masjid itu ditempati orang-orang yang tidak jelas paham ideologinya. “Saya mohon, mari kita terus hidupkan masjid, supaya tidak dimasuki orang-orang yang tidak jelas,” ujarnya.
Risma berharap, Ansor muda bisa menjadi penerus dan pemersatu bangsa Indonesia dengan ciri khas perjuangannya dalam mempertahankan kemerdekaan dan keberhasilan Indonesia.
Koordinator Kirab Satu Negeri wilayah Jawa Timur, Abid Umar Faruq mengatakan, kirab ini diserahterimakan ke Jawa Timur pada 5 Oktober 2018 lalu. Di Jawa Timur, kirab ini akan diarak ke 18 kabupaten atau kota dan akan berakhir di Tuban pada 15 Oktober 2018.
“Tanggal 16 akan kami serahterimakan ke PW Ansor Jawa Tengah di Pondok Pesantren Sarang Rembang. Nanti akan diteruskan hingga berakhir di Yogyakarta dan dilanjutkan dengan apel 100 ribu kader Banser se Indonesia yang akan dipimpin oleh Presiden Jokowi,” tegasnya.
Abid mengaku sengaja singgah di Surabaya karena Kota Surabaya merupakan ujung tombak lahirnya Ansor dan NU. Di Surabaya, mereka akan menginap dua hari. Selada (9/10/2018) melanjutkan perjalanan ke Malang. “Melalui kirab ini, kami ingin Indonesia lebih damai. Kita ini sama. Kita ini Indonesia. Kita juga ingin meneguhkan kembali kecintaan kepada NKRI,” katanya. (wt)