Legislator Pertanyakan Koordinasi Basarnas Tangani Bencana Sulteng

Legislator Pertanyakan Koordinasi Basarnas Tangani Bencana Sulteng
Anggota Komisi V DPR RI, Hamka Baco Kady

Jakarta – Anggota Komisi V DPR RI Hamka Baco Kady mempertanyakan koordinasi yang dilakukan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) dalam penanganan bencana gempa bumi dan tsunami di Donggala dan Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.

Ia menilai, Basarnas seharusnya bisa lebih mengorganisir pencarian dan penanganan korban bencana.

“Menurut pikiran saya, barangkali tidak ada koordinasi, apakah dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) yang mengkoordinir atau Basarnas langsung melakukan tindakan-tindakan itu, atau bahkan tidak ada koordinasi sama sekali,” tanya Hamka pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait bencana Donggala dan Palu, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.

Rapat tersebut dihadiri oleh Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofosika (BMKG), Sestama Basarnas, Sestama Badan Nasional Pengelola
Perbatasan (BNPP), Sestama Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS).

Legislator fraksi Partai Golkar DPR RI ini mengatakan, perlu ada evaluasi sampai sejauh mana koordinasi kegiatan rescue yang dilakukan oleh Basarnas. Jika memang personel Basarnas tidak mencukupi, Hamka menyarankan untuk berkoordinasi dengan pihak lain, termasuk BNPB.

“Kalau memang personelnya enggak cukup, katakan enggak cukup. Supaya
jangan Basarnas yang jadi sasaran,” tandas Hamka.

Di samping itu, ia juga mempersoalkan penempatan personel dalam penyisiran korban oleh Basarnas yang tidak merata. Terlebih sejak
ditemukannya warga yang masih hidup setelah sekitar empat hari berlindung di dalam kubah masjid. “Tentara yang menyelamatkan itu, yang di bawah kubah masjid,” imbuh legislator dapil Sulawesi Selatan ini.

Seperti diketahui, gempa bumi berkekuatan 7,4 skala richter melanda
sejumlah kawasan Sulawesi Tengah, Jumat (28/10/2018) pukul 17.02 WIB.
Akibat gempa tersebut, BNPB mencatat 1.407 orang meninggal dunia dan 2.459 orang luka berat.

Selain itu, dilaporkan sebanyak 113 orang hilang, 152 orang tertimbun, dan 65.733 rumah rusak berat. Tercatat 70.821 warga yang terdampak gempa dan tsunami mengungsi di 141 titik. (sam)