Selain itu, wujud instruksi tim pusat agar segera melaksanakan rapat koordinasi. “Tentu saja misinya memperjuangkan, mengantarkan, dan memenangkan Presiden Jokowi dan Ma’ruf Amin secara elegan. Tanpa ujaran kebencian, lebih untuk menyuarakan kerja nyata Presiden
Jokowi,” ujarnya.
Berkaca dari Pilpres 2014, Jokowi mendapat nomor urut 2. Adapun pada
Pilpres 2019, Jokowi mendapat nomor urut 1. “Ibaratnya, dulu nomor 2 saja Pak Jokowi bisa menang, apalagi sekarang nomor 1,” tandasnya. Target 70 persen sangat realistis.
Menurutnya, strategi mengampanyekan Jokowi sebenarnya cukup sederhana. Yakni, tinggal menyampaikan berbagai keberhasilan Jokowi yang sudah dirasakan rakyat. “Kemiskinan turun drastis lho, tinggal satu digit, di posisi 9,82 persen, ini terendah sepanjang sejarah karena sebelumnya selalu dua digit. Rakyat merasakan kerja-kerja Pak Jokowi,” ungkapnya.
Kinerja Jokowi itu, lanjutnya, juga akan dibumikan dalam konteks masyarakat Jatim untuk membangun kedekatan isu dengan pemilih di provinsi ini. Misalnya, soal pembangunan jalan tol di Jatim, embung-embung baru untuk mendukung pertanian, hingga kemajuan desa lewat dana desa.
“Berton-ton emas diambil dari Papua, tapi jalan-jalan di sana baru terbentang mulus lewat Trans Papua sejak kapan? Mulai 2014 digeber. Itu eranya Pak Jokowi. Begitu juga soal sertifikasi tanah untuk
membantu rakyat, di Jatim ini Pak Jokowi menargetkan bisa menerbitkan 1,57 juta sertifikat tanah untuk rakyat tahun ini,” jelasnya.(ais)