Suko Widodo lalu memberikan contoh. Di Pemilu lokal yang baru selesai yaitu Pilgub Jawa Timur maupun Pemilu Kab/Kota. Di Pilgub Gubernur Soekarwo mendukung Khofifah Indar Parawansa-Emil. Di pilpres Khofifah mendukung Jokowi. Namun partainya Gubernur yaitu Demokrat mendukung Prabowo-Sandiaga.
Ini juga terjadi di Gus Ipul (Wagub Syaifullah Yusuf). Di Pilgub Gus Ipul didukung Gerindra dan PKS. Namun di Pilpres Gerindra punya calon sendiri. Secara kelembagaan Gus Ipul wakil Ketua PBNU. Namun di Pilpres, Gus Ipul belum menentukan pilihan.
Disatu sisi agen agen komunikasi sekaligus mereka yang melek politik sibuk dengan kegiatan partai masing masing. Bagi parpol, para kader partai lebih fokus pada pencalegannya. Mereka mengutamakan partai agar lolos di Senayan.
Masyarakat kita belum melek informasi. Mereka yang melek politik sibuk ngurus nasip partainya. Sementara partai politik sendiri tidak maksimal dalam melakukan pendidikan politik
Lalu betulkah elektabislitas Jokowi-Ma’ruf Amin menurun, Suko Widodo hanya menyatakan, harusnya incumbent diatas 65 persen. Tapi angka itu bukan ukuran tergantung dari kekuatan lawan. Pilpres itu dilaksnakan April 2019.(min)