Surabaya – Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo meminta agar pesan yang disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait kasus kecelakaan bus di Sukabumi beberapa waktu lalu, harus menjadi bahan pertimbangan serius. Bahwa antara operator dan regulator transportasi tidak bisa dipisahkan.
Hal tersebut disampaikannya usai menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 di lapangan POKESKAR Prapat Kurung Perak Surabaya, Senin (17/9).
Menurutnya gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo ini, selain bertugas membuat peraturan atau regulasi, seorang regulator juga bertugas mengawasi jalannya peraturan tersebut. Sedangkan operator harus mematuhi dan melaksanakan peraturan tersebut demi keselamatan dan kenyamanan para penumpang.
“Tidak bisa kasus itu hanya menyalahkan satu pihak. Dua-duanya memiliki hak dan kewajiban, ini makna dari apa yang disampaikan Pak Wapres,” katanya.
Untuk itu, sebagai wakil pemerintah pusat, ia meminta dengan hormat kepada seluruh lembaga atau dinas vertikal termasuk dinas perhubungan untuk memperhatikan betul kritik Wapres tersebut.
“Operator dan regulator adalah jaminan keselamatan terhadap masyarakat. Saya yakin dan percaya Jatim tidak seperti itu (kasus Sukabumi-red),” tegasnya.
Sementara itu terkait pelaksanaan uji berkala atau Uji KIR pada kendaraan, Pakde Karwo meminta ada kerjasama antara kab/kota, provinsi dan Polri untuk melakukan kontrol terhadap kepatuhan. Pengecekan ini harus rutin dilakukan setiap tahun terhadap fungsi kendaraan, seperti contohnya fungsi rem.
“Tahun 2017-2018 ini kejadian kecelakaan luar biasa, tidak bisa di-excuse ini kewenangan siapa, karena ini negara kesatuan. Nanti harus ada kontrol terhadap kab/kota untuk melaksanakan peraturan tersebut dengan baik,” terangnya.
Keselamatan Harga Mati
Sementara itu saat membacakan sambutan Menteri Perhubungan RI, Pakde
Karwo mengatakan bahwa peringatan Harhubnas ini menjadi refleksi pentingnya konsistensi pada spektrum keselamatan (safety) dan pelayanan (service and hospitality).
Meskipun efisiensi dilakukan di beberapa tahap, namun tidak boleh mengurangi kualitas keselamatan dalam pelayanan. “Ini harga mati dan tidak bisa ditawar,” katanya.