BANYUWANGI – Warga Kaliploso, Kecamatan Cluring, Banyuwangi punya cara unik untuk mengangkat potensi desanya. Mereka menggelar Kaliploso Horti Carnival (KHC) dengan mengarak hasil panen buah, pada Senin (10/9/2018).
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas melepas karnaval unik tersebut. Setiap Rukun Warga (RW) menampilkan kreasinya, mengarak gunungan yang berisi hasil bumi serta memperagakan pakaian-pakaian karnaval yang didesain dari aneka bahan dari hasil pertanian.
Buah-buahan seperti jeruk, buah naga, wortel, tomat, jagung, labu, nanas, pisang, dan pepaya, hingga aneka sayuran seperti terong, bunga kol, kacang panjang dijadikan aksesoris pakaian para peserta.
Ada juga busana dari pelepah daun kelapa yang dikombinasikan dengan aksesoris unik dari cabai merah yang dirangkai apik menjadi kalung.
Ada juga yang mengkreasikan busana dari daun nangka yang dilipat dan ditata rapi yang dikombinasikan dengan topi dari bunga dan dedaunan.
Sebagian peserta mengarak hasil bumi dengan tandu, sementara sebagian yang lain mengaraknya menggunakan mobil hias. “Semua busana dan gunungan yang ditampilkan hari ini adalah murni hasil kreativitas warga desa. Menariknya, ini adalah swadaya warga yang bergotong royong membuat gunungan dan kreasi busana berbahan buah dan sayuran,” kata Kepala Desa Kaliploso, Rudi Hartono.
Sementara itu, Bupati Anas mengaku sangat bangga dengan kreativitas warga Kaliploso. “Mengangkat potensi hortikultura dalam sebuah karnaval, ini baru pertama di Banyuwangi. Apalagi ini hasil gotong royong dan swadaya warga. Saya sangat mengapresiasi warga Kaliploso,” kata Anas.
Bupati Anas menambahkan, dengan kemasan yang terus ditingkatkan, ajang ini bisa menjadi daya tarik wisata baru di Banyuwangi. “Jika Kaliploso Horti Carnival ini digelar dengan jadwal yang teratur, bisa jadi atraksi yang menarik bagi wisatawan. Tidak menutup kemungkinan ke depan kita masukkan dalam agenda Banyuwangi Festival,” kata Anas.
KHC diikuti ratusan warga Desa Kaliploso dari segala usia. Mulai anak-anak hingga orang tua terlihat bersemangat mengikuti kegiatan tersebut.
Salah satu warga, Soleh mengaku senang dengan kegiatan tersebut karena bisa memperkuat kebersamaan, sekaligus memacu dia berkreasi.
“Saat membuat gunungan, kita mikir bareng-bareng modelnya. Sayur dan buah apa yang pas untuk ditata. Seru. Lalu kita menatanya bareng-bareng. Belum lagi kita mikir pakaian kita, jadinya senang ada acara ini,” kata Soleh. (def)