Malang  

Di Malang : Kirab Sesaji Meriahkan Ritual Gebyar Suro

Di Malang : Kirab Sesaji Meriahkan Ritual Gebyar Suro
Di Malang : Kirab Sesaji Meriahkan Ritual Gebyar Suro (kt/ko/med)

Wonosari, Malang – Memasuki Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 H, Selasa (11/9) siang Bupati Malang Dr. H. Rendra Kresna kembali menghadiri Gebyar Ritual 1 Suro Pesarean Gunung Kawi yang dikemas dalam sebuah kirab sesaji yang diikuti seluruh masyarakat Kecamatan Wonosari.

Mereka masing-masing peserta membawa tumpeng yang diletakkan pada jolen (tempat tumpeng yang dibentuk dan dihias).

Seperti di tahun sebelumnya, masyarakat Wonosari Gunung Kawi selalu menggelar gebyar ritual 1 Suro dengan menampilkan rangkaian kegiatan seperti ikrar tumpeng di pesarean Eyang Djugo alias Kyai Zakaria dan Raden Mas Iman Soedjono.

Dan dilanjutkan dengan pembakaran sengkala, di Stadion Gebyar Suro, Gunung Kawi oleh Kepala Desa Wonosari Kuswanto SH. Pembakaran sengkala atau ogoh-ogoh itu dimaksudkan untuk membuang hal-hal negatif pada masyarakat gunung kawi dan selalu dilindungi oleh Tuhan YME.

Tradisi yang selalu menarik perhatian wisatawan lokal dan domestik di tiap tahunnya itu menambah semangat warga sekitar gunung kawi untuk memeriahkannya salah satunya dengan menjual produk-produk hasil olahan khas Wonosari dan sejenisnya.

Hal tersebut sebagai wujud syukur dan rasa terima kasih karena adanya dua pesarean yang bisa meningkatkan perekonomian, sosial dan budaya masyarakat sekitar Gunung Kawi, terutama mengenai akulturasi kebudayaannya.

Bupati mengaku merasa bersyukur karena kembali bisa menyaksikan keguyubrukunan masyarakat wonosari yang dikemas dengan Gebyar Suro itu.

“Saya bersyukur sekali karena dalam penyelenggaraan gebyar suro yang kesekian kalinya ini bisa terus berkelanjutan kedepannya.

Dengan harapan mari kita bina terus kerukunan, kekompakan, dan rasa persaudaraan karena memang inilah yang menjadi ciri khas rakyat Indonesia yang bhineka tunggal ika yakni berbeda-beda tetapi tetap satu jua,” ajaknya.

Dijelaskannya bahwa Wonosari khususnya di daerah gunung kawi memiliki segala macam kegiatan adat istiadat maupun keagamaannya yang telah dikenal sampai ke berbagai daerah pelosok hingga luar negeri.

“Semacam Gebyar Suro ini yang digagas sejak 16 tahun yang lalu menjadikan semakin memunculkan banyak destinasi wisata di Kabupaten Malang khususnya wisata religi.

Wisata religi saat ini menjadi trend dan keunikan tersendiri sehingga memberikan dampak yang besar terhadap perekomomian masyarakat, dengan ritual tersebut bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Untuk itu tidak ada kata lain bagi Pemerintah Kabupaten Malang untuk selalu memberikan dukungan penuh melestarikan adat istiadat yang semakin tumbuh berkembang di Wonosari ini. Jaga terus apa yang bisa ditumbuhkembangkan disini, seperti adat istiadat, ritual, maupun keseniannya sebagai bagian daripada memajukan kepariwisataan Indonesia dari pinggiran,” ungkap Bupati sebelum memberangkatkan kirab sesaji.

Sementara itu, Kuswanto sendiri dalam sambutannya mengucapkan terima kasihnya kepada segenap pihak yang turut mensukseskan kegiatan gebyar suro tersebut.

“Alhamdulillah kita semua bisa menghadiri event tahunan gebyar suro yang sudah tidak asing ini.

Kegiatan ritual ini diselenggarakan sebagai rasa syukur masyarakat Desa Wonosari kepada Allah SWT karena gebyar suro harus terus berkelanjutan dan berkesinambungan di masa kepemimpinan siapapun yang akan datang.

Terlebih lagi bisa menjadi lebih baik melebihi kegiatan-kegiatan sebelumnya,” ujarnya.(ko/med)