Maka, kata dia, dibutuhkan quality assurance atau penjamin mutu yang harus diberikan madrasah sehingga ada jaminan kalau lulusan MAN 1 Lamongan bisa sesuai visi dan misinya. Tapi quality control dan quality saja juga masih belum memberikan garansi lulusan madrasah bisa dihasilkan sesuai target diinginkan. Sehingga dibutuhkanlah management mutu atau quality management untuk mengkoordinasikan, sehingga lulusannya bisa sesuai visi-misi madrasah. “Kalau tidak, ya visi-misi madrasah selamanya hanya jadi Jarkoni alias Janji Tapi Tidak Bisa Dilakoni,” kata dia sambil tertawa.
Dengan tiga unsur, yakni quality control, quality assurance, dan quality management, lanjut dia, maka sistem akan berjalan. Dan sistem tidak akan mungkin bisa jalan kalau tidak ada audit. Jadi, kegiatan audit menjadi sarana efektif untuk mengontrol semuanya, dibanding kalau tidak ada kegiatan auditing.Dan biar kegiatan auditing berjalan maksimal, dia menyarankan untuk memilih auditor yang memiliki integritas (integrity) dalam memajukan madrasah.
“Kalau seorang auditor, visi-misi madrasah saja tidak tahu, bagaimana dia punya integritas akan memajukan madrasah? Berarti kan tidak tahu selama ini mendidik siswa mau dibawa kemana,” kata dia serius.
Dalam kesempatan itu, ia memberikan apresiasi pada MAN 1 Lamongan yang terus konsisten di dalam melakukan kegiatan auditing. Sebagai madrasah yang memiliki sertifikat ISO 9001: 2015, kata dia, MAN 1 Lamongan memang layak melakukan itu. “ISO itu diakui 163 negara. Kalau MAN 1 Lamongan sudah dapat sertifikat ISO, berarti sudah diakui 163 negara. Keren tidak?” tanya dia.
Sementara itu, Kepala MAN 1 Lamongan Akhmad Najikh berharap kegiatan ini bisa membantu madrasah untuk memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan madrasah. Najikh juga berharap pihaknya diberi instrument atau form yang menjadi standard, sehingga pada saat audit eksternal 2019 mendatang tidak mengalami kesulitan. “Mudah-mudahan kegiatan ini melahirkan tim yang solid,” harap Najikh. (ais)