Ekonomi Jatim Terus Melaju, Pakde Karwo Apresiasi Peran Pengusaha

Ekonomi Jatim Terus Melaju, Pakde Karwo Apresiasi Peran Pengusaha
Ekonomi Jatim Terus Melaju, Pakde Karwo Apresiasi Peran Pengusaha

Dalam kesempatan ini, Pakde Karwo juga melaporkan bahwa peran pengusaha juga dapat terlihat dari perekonomian Jatim yang mampu tumbuh 5,57% (y on y) pada Triwulan II 2018, angka tersebut meningkat sebesar 0,05% dari pertumbuhan ekonomi Jatim pada semester I yang mencapai 5,52 persen.

Sedangkan, dari sisi produksi, kontribusi PDRB terbesar pada Triwulan II 2018 masih berasal dari tiga lapangan usaha utama, yaitu Industri Pengolahan; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Sepeda Motor dan Mobil; serta Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang masing-masing berkontribusi sebesar 29,09%, 18,47%, dan 12,37%.

Gubernur kelahiran Madiun ini menambahkan, kinerja perdagangan Jatim pada Semester I 2018 menunjukkan kinerja yang cukup memuaskan dengan mencapai surplus sebesar Rp. 57,89 Trilyun dimana Net Ekspor Impor Dalam Negeri/Antar Daerah mampu mencapai Rp. 101,58 Trilyun.

Selain itu, kinerja investasi Jatim selama Semester I 2018 berdasarkan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp. 7,93 trilyun, dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp. 16,67 trilyun, serta Investasi Non Fasilitasi mencapai Rp. 71,35 Trilyun, sehingga total realisasi investasi Semester I 2018 mampu menembus angka Rp. 95,95 Trilyun.

“Angka-angka ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan kinerja investasi Jawa Timur cukup bagus, meskipun dalam situasi perekonomian yang tidak menentu seperti sekarang ini” pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada pada jalur yang benar atau on the right track. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai indikasi, yakni penurunan rasio kemiskinan, kesenjangan, dan akselerasi pertumbuhan ekonomi yang baik.

“Perekonomian nasional mampu tumbuh sebesar 5,27% pada semester II 2018, atau yang tercepat sejak semester I Tahun 2014. Ini semua dicapai ditengah perlambatan dan ketidakpastian ekonomi global. Ini menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia cukup baik” katanya.

Menurutnya, tantangan ketidakpastian ekonomi global diperkirakan akan semakin kuat, ini dipicu oleh rencana kenaikan suku bunga dan ancaman perang dagang dari Amerika Serikat. “Ini menyebabkan penguatan USD terhadap hampir seluruh mata uang dari negara berkembang, termasuk Rupiah. Namun perlemahan rupiah masih dalam batas normal” lanjutnya. (ais)