Jakarta – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD akhirnya buka suara terkait dengan batalnya dirinya menjadi pendamping presiden Joko Widodo. Dalam kesempatan hadir dalam acara ILC TV One, Selasa (14/8/2018) malam, Mahfud MD terus terang bahwa dirinya menjadi permainan politik.
Mahfud MD menjelaskan ada beberapa pihak yang menolak dirinya menjadi cawapresnya Pak Jokowi, namun belakangan saya tahu bahwa sumbernya karena ancaman PB NU yang tidak akan bertanggung jawab jika cawapres Presiden Jokowi bukan dari NU adalah.
Jadi persoalannya karena beberapa pihak menyebut menolak Mahfud MD sebagai cawapres lantaran dirinya dianggap bukan kader Nahdlatul Ulama (NU) tulen. tegas Mahfud MD dalam ILC yang ditayangkan secara libe dan ditonton jutaan manusia itu.
Malam itu Mahfud MD mencoba untuk tetap tegar berbicara dihadapan audiennya. Meski kesan kecewa itu sangat mendalam. “NU itu mengancam-ngancam, kalau bukan kader NU maka NU akan meninggalkan pemerintah. Rabu sore jam 5 keluar pernyataan itu,” ujarnya
Mahfud menjelaskan, ancaman tersebut belakangan dia ketahui datang dari Ketua MUI Ma’ruf Amin. Mahfud mengetahui hal itu dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
“Yang menyuruh Kiai Ma’ruf Amin. Bagaimana saya tahu? Muhaimin yang bilang ke saya,” kata Mahfud.
Mahfud melanjutkan, ketika keluar Istana, dia ditelepon oleh mantan wakil ketua NU untuk bertemu dengan Cak Imin. Awalnya Mahfud tak mau, namun pada akhirnya dia bersedia bertemu di suatu tempat. Pada pertemuan tersebut, Cak Imin mengungkap bahwa mereka dipermainkan politik.
“Muhaimin bilang ‘kita dipermainkan politik. Bukan saya yang bilang Pak Mahfud bukan kader NU’. Ya saya tahu sejak tahun 2008 tidak di PKB. Gimana main ancam-ancam, yang nyuruh Kiai Ma’ruf Amin,” kata Mahfud.
Pada hari Rabu (8/8) pukul 1 siang, lanjut Mahfud, Jokowi memanggil Kiai Ma’ruf Amin dan Cak Imin guna membahas cawapres. Presiden tidak menyebut nama cawapres, hanya bertanya dan meminta saran siapa yang bakal dijadikan cawapres. Mereka lantas berkesimpulan bahwa mereka tidak dicalonkan.
“Lalu Kiai Ma’ruf bilang, ‘Kalau gitu kita (NU) nyatakan kita tidak bertanggung jawab atas pemerintahan ini kalau bukan kader NU yang dijadikan cawapres’. Kata itu didikte. Itulah permainan (politik),” ungkap Mahfud.
Mahfud juga keberatan atas tuduhan bahwa dirinya bukan kader NU. Dia bersekolah di NU, masuk dalam kepengurusan NU. Bahkan, pada 2014 Ketua PBNU Said Aqil Sirojd menelepon dirinya dan memintanya membantu Prabowo mencalonkan diri agar ada kader NU.
“Saya katakan begini, saya ini orang NU tapi mau berangkat bukan sebagai kader NU, tapi kader bangsa. Kenapa NU ngancam-ngancam kalau NU gak mau beraksi? Lahir batin saya NU. Warga NU itu 91juta. Ini udah selesai, tapi semua sumber yang saya sebut bisa dipertanggung jawabkan,” tuturnya. (ais)