KSSK Cermati Tekanan Pada Kurs dan SBN

KSSK Cermati Tekanan Pada Kurs dan SBN
Sri Mulyani

Kondisi ini terlihat dari tingkat inflasi terjaga, likuiditas sistem keuangan yang mencukupi, cadangan devisa yang masih memadai, tingkat defisit APBN yang terkendali, surplus keseimbangan primer, kinerja perbankan yang membaik, peningkatan pertumbuhan kredit dengan tingkat risiko terkendali serta permodalan perbankan yang kuat.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menambahkan, hingga Juni 2018, rasio kredit bermasalah (NPL) perbankan tercatat sebesar 2,67 persen, rasio kredit bermasalah (NPF) perusahaan pembiayaan sebesar 3,15 persen dengan posisi permodalan (CAR) perbankan berada posisi 21,9 persen seiring terjadinya peningkatan pemberian kredit.

Namun, dalam bidang pasar modal dan lembaga keuangan, OJK mencermati terjadinya tekanan eksternal yang terjadi pada kinerja pasar keuangan domestik, terlihat dari IHSG pada triwulan II-2018 secara umum mengalami perlemahan yang diiringi dengan aksi jual nonresiden.

Dikutip dari Antara, Dalam periode ini, penghimpunan dana di pasar modal juga tercatat mencapai Rp108 triliun, dengan emiten baru tercatat pada Juni 2018 mencapai 31 perusahaan, atau lebih banyak dari periode Januari-Mei 2018 yang hanya tercatat sebanyak 18 perusahaan.

“OJK akan terus memantau dinamika perekonomian global serta dampaknya terhadap likuiditas pasar keuangan dan kinerja sektor jasa keuangan nasional, dan akan mengambil kebijakan yang tepat apabila tekanan di pasar keuangan terus berlanjut,” ujar Wimboh.

Menurut rencana, KSSK kembali akan menyelenggarakan rapat berkala pada Oktober 2018. (ais)