“Ini untuk kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games setelah Asian Games IV di Jakarta pada 1962. Bung Karno menyebut olahraga sebagai bagian dari nation building. Sebagian fasilitas yang dibangun untuk Asian Games IV yang digagas Bung Karno juga akan kembali digunakan pada Asian Games XVIII tahun 2018 ini. Jadi ini suatu kebangaan tersendiri,” tandas Anas.
Banyuwangi sendiri bakal menjadi daerah yang dilintasi pawai obor Asian Games pada 21-22 Juli mendatang. Obor itu bahkan akan dibawa ke Kawah Ijen yang memiliki fenomena alam eksotik berupa api biru (blue flame) yang cuma ada dua di dunia.
Sementara itu, suasana nobar final Piala Dunia di Banyuwangi berlangsung meriah. Dalam laga Prancis melawan Kroasia yang berhasil dimenangkan Prancis itu, sorak-sorai penonton silih berganti terjadi saat tim idolanya menyerang.
Menurut Anas, capaian Kroasia di Piala Dunia 2018 patut diapresiasi. Dengan jumlah penduduk sekitar 4 juta, Kroasiamenembus partai final. Bahkan perjalanan Kroasia menuju final juga meyakinkan dengan mengalahkan sejumlah negara dengan tradisi sepak bola yang lebih kuat. “Apa yang dicapai Kroasia sangat menginspirasi. Kroasia hanya kurang beruntung saja, karena sebenarnya mereka menguasai jalannya pertandingan,” ujar Anas. (jam)