Program ini bekerja sama dengan Pusat Kerjasama Teknik Negara Selatan-Selatan (NAM CSST/Non-Aligned Movement Center for South-South Technical Cooperation). Sekretaris Eksekutif NAM CSST Pinkan Ovanita Tulung mengatakan, Banyuwangi dipilih karena sektor perikananya bagus serta memiliki fasilitas pelatihan yang memadai.
”Selain itu, kami ingin mempromosikan potensi alam dan budaya Banyuwangi, karena kami ingin memanfaatkan momen ini untuk mengenalkan daerah-daerah indah di Indonesia,” jelas Pinkan.
Para peserta terdiri atas kalangan pemerintah, akademisi, dan pelaku perikanan seperti nelayan dan pengolah hasil perikanan. Mereka mendapatkan materi seputar pengolahan hasil perikanan tangkap dan budidaya, pemanfaatan akuakultur, dan praktik penangkapan ramah lingkungan.
”Mereka juga kami ajak berdiskusi dengan nelayan binaan pemerintah setempat,” jelas Pinkan.
Peserta asal Kepulauan Solomon, Gloretta Dima, mengatakan, dirinya ingin mempelajari budidaya perikanan dan skema pengolahannya.
”Penduduk Solomon selama ini cukup bergantung ke sektor perikanan. Sayangnya, kami selama ini tidak mengolah ikan lebih lanjut. Nah, kami ingin mempelajari bagaimana membudidayakan perikanan sekaligus membuat olahan hasil laut untuk menambah nilai produk,” kata Gloretta. (ari)