Dengan adanya komunikasi tersebut, bisa menjembatani para perantau untuk berkontribusi lebih pada kemajuan tanah kelahirannya.
“Setiap tahun saya selalu mengusahakan hadir di sini. Karena, kami menyadari pentingnya acara ini. Sebagai sarana komunikasi sekaligus untuk mengajak bapak ibu sekalian turut serta membangun Banyuwangi,” papar Anas sembari memaparkan berbagai kemajuan yang diraih oleh Banyuwangi.
Anas juga mengabarkan tentang penanganan banjir di Singojuruh. Ia mengharapkan warga Banyuwangi yang ingin membantu untuk merupakan bahan bangunan saja.
“Penanganan bencana telah ter-cover sepenuhnya oleh Pemda Banyuwangi dan relawan-relawan. Jika Ikawangi ingin membantu jangan berupa uang tunai. Tapi, titipkan kepada toko bangunan guna menyuplai kebutuhan masyarakat yang akan memperbaiki rumahnya,” ujarnya.
“Kalau makanan sudah berlimpah dan Insya Allah cukup, masih perlu bahan bangunan,” imbuh Anas. Sebagai ajang silaturahim dan temu kangen, acara halal bi halal ini pun dikemas dengan nuansa Banyuwangi yang begitu kental.
Mulai dari hiburan hingga kulinernya semua khas bumi Blambangan. Salah satu bintang tamu yang didatangkan adalah Jazz Patrol Kawitan. Grup musik asal Kelurahan Temenggungan itu membawakan lagu-lagu kendang kempul versi lawas dengan aransemen yang baru.
Beberapa jenis tarian pun ikut dipanggungkan. Dengan tema kembang setaman, rangkaiannya pun semakin menarik. Mulai tarian teter gandrung, kembang layar, kuntulan dan lainnya.
Selain itu, kuliner yang disajikan pun merupakan menu Banyuwangi. Mulai dari sego cawuk, pitik kesrut, lontong jangan, kopi lego dan lain sebagainya. Batik dan kaos dengan aksentuasi Banyuwangi juga tampak menghiasi stand bazzar yang dibuka oleh panitia. “Ini untuk memberikan obat rindu akan kampung halaman,” ujar Ketua Ikawangi Jakarta Bambang Sugiono. (ari)